Mohon tunggu...
Agaprita Eunike Sirait
Agaprita Eunike Sirait Mohon Tunggu... Dokter - Salam hangat!

Seorang dokter yang sedang mengejar mimpinya, tertarik dengan kesehatan anak, dan senang menyalurkan pengalaman serta pengetahuannya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menjadi Dokter di Denmark

20 September 2017   21:27 Diperbarui: 21 September 2017   11:25 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: sepeda untuk petugas laboratorium yang hendak mengambil sampel darah)

(Gambar: sepeda untuk petugas laboratorium yang hendak mengambil sampel darah)
(Gambar: sepeda untuk petugas laboratorium yang hendak mengambil sampel darah)
Bukan merupakan hal yang mengejutkan kalau negara-negara di Eropa memiliki teknologi yang lebih canggih dari Indonesia. Tetapi, tetap saja saya menemukan diri saya berdecak kagum dengan peralatan dan teknologi yang dipakai di rumah sakit di tempat saya ini.

Mulai dari pintu saja terlebih dahulu, tiap bangsal di rumah sakit ini menggunakan pintu yang akan otomatis terbuka jika ada yang menarik suatu tali di langit-langit. Hal ini tentu saja memudahkan petugas medis jika ingin mentransfer pasien yang menggunakan tempat tidur, karena tidak perlu harus membuka pintu dengan didorong secara manual.

Kemudian, untuk transfer pasien antar bangsal, terdapat petugas yang menggunakan kendaraan elektrik semacam golf cart sehingga tidak perlu repot mendorong-dorong tempat tidur yang sangat besar itu. Selain itu, karena rumah sakit sangat besar, para petugas medis juga dapat pergi dari satu tempat ke tempat lain menggunakan skuter maupun sepeda di dalam rumah sakit. Sangat menyenangkan!

Dalam hal pemeriksaan medis untuk menegakkan diagnosis, lebih keren lagi! Di Denmark, pemeriksaan seperti CT Scan, MRI (magnetic resonance imaging), bahkan PCR (polymerase chain reaction) untuk menganalisis DNA, sangat mudah dilakukan dan bukan merupakan hal yang tidak biasa. Hasil dari semua tes tersebut akan langsung tersimpan di server sehingga bisa diakses oleh dokter maupun tenaga medis lain yang berwenang terhadap pasien.

Setiap tempat pelayanan kesehatan tentu saja harus memiliki rekam medis pasiennya. Rekam medis ini berisi identitas pasien, riwayat penyakit pasien beserta diagnosis dan terapi yang diberikan kepada pasien. Di Aarhus Universitetshospital, semua rekam medis tersimpan di komputer. 

Untuk menghemat waktu dalam mengetik, dokter bisa hanya merekam suaranya agar nanti dapat diketik oleh juru ketik untuk rekam medis. Hal ini tentu saja sangat menghemat waktu! Rekam medis ini tersimpan di server, sehingga setiap tenaga medis di seluruh Denmark yang berwenang dan bersentuhan dengan pasien dapat mengakses rekam medis ini. Tentu saja hal ini sangat memudahkan untuk proses rujukan.

Selain itu, setiap bagian atau subdepartemen juga memiliki ruang istirahat bagi para tenaga medis. Setiap ruangan istirahat ini memiliki meja besar dengan kursi yang nyaman untuk beristirahat. Ada pula kulkas, teko listrik, microwave untuk menyiapkan makanan dan minuman. Tidak jarang saya melihat sudah disiapkan roti serta selai serta kopi dan teh di meja yang dapat dikonsumsi.

3. Kehidupan ekonomi serta pendidikan yang terjamin

Denmark termasuk dalam 10 besar negara dengan gaji dokter tertinggi. Seorang dokter umum di Denmark mendapat gaji kurang lebih 676000 DKK atau sekitar 1.4 milyar rupiah dalam satu tahun. Gaji tersebut akan dipotong pajak yang cukup besar, yaitu sebesar 60%.

Ketika saya menanyakan kepada seorang dokter senior, beliau mengatakan bahwa dengan senang hati ia memberikan pajak sebesar itu pada negara, karena negara mengembalikannya dalam bentuk pelayanan seperti pendidikan, transportasi, kesehatan, yang sangat baik.

Pendidikan di Denmark diberikan secara gratis, bahkan bagi mahasiswa diberikan tunjangan perbulan selama pendidikan kurang lebih 6000 DKK atau sekitar 11 juta rupiah setiap bulannya yang tidak perlu dikembalikan ke negara setelah lulus. Uang tersebut biasanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti menyewa apartemen, untuk transportasi, serta makan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun