Generasi ini sudah banyak rekaan dan kelinci percobaan dari kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga produknya mereka kental sekali dengan alur birokratis dan sistematis-prosedural. Produk generasi ini secara tidak langsung terbunuh oleh kebijakan kampus itu sendiri.
"Organisasi bukan lagi tempat tongkrongan yang dipenuhi rokok dan kopi, tetapi organisasi adalah wadah untuk memperbincangkan awal perubahan", begitu kesan seorang aktivis di bandung yang bercerita ke saya.
Setali tiga uang, saya juga beranggapan demikian (hari ini). Organisasi adalah media perantara untuk memobilisasi gagasan terhadap perubahan.Â
Namun dalam pelaksanaannya, kita terlalu banyak melihat pengaturan dan pelembagaan kepada mahasiswa agar melaksanakan apa yang kita perlukan, bahwa itu benar menurut "kita", bukan menurut mahasiswa itu sendiri.Â
Produk generasi terakhir ini, umumnya bermuara pada penerapan karya dan pengabdian masyarakat sehingga banyak sekali kegiatan mahasiswa diarahkan dan disetel oleh lembaga pemerintah/ institusi sebagai model percontohan terbaik gerakan untuk mahasiswa.Â
Salah satu gerakan mahasiswa yang saya pikir real, adalah gerakan penerapan karya yang dikelola oleh DIKTI di tiap tahun.
Program PKM DIKTI yang mengukur sejauh mana kepedulian dan perhatian mahasiswa terhadap beragam isu di lapangan dengan menuangkan gagasan melalui tulisan (proposal/ dsB) dan diajukan kepada Menristekdikti.
Beberapa kampus, memiliki fokus penelitian masing-masing dan menggunakan pendekatan masing-masing. Salah satu di antara semua itu, adalah Kampus ITB.Â
Program PKM yang dahulu diinisiasi oleh DIKTI dan bisa diikuti oleh mahasiswa siapapun, kini dilembagakan. Semua prosedur penulisan Proposal PKM diatur sedemikian rupa oleh lembaga tersebut, dan lembaga itu dipimpin oleh seorang atau sekelompok orang yang mendapat gaji oleh ITB. KPI "Key Performance Index" mereka memang terukur dengan lembaga itu.Â
Parameter yang dibangun dari lembaga ini tentu, seberapa banyak mahasiswa yang terlibat PKM dan seberapa banyak mahasiswa ITB juara dalam PKM PIMNAS, Cenderung kuantitatif. Sedih sekali ! Alasannya demi nama baik kampus.
Kita mengevaluasi pada gerakan penerapan karya di lembaga jurusan (program studi) di ITB. Dimana dari sebagian mereka, diarahkan untuk bisa mendorong keterlibatan ITB di ajang tahunan DIKTI. Mereka dipaksa berkarya dengan model "standardisasi" berupa proposal standar yang menurut sebagian orang (penilai) itu benar dan yakin akan meloloskan ITB dalam ajang PKM.