Megah dan indah. Itulah kesan yang muncul saat kita menyaksikan bangunan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Selain karena arsiteknya, suasana pekarangan masjid dan sekitar tempat ibadah tersebut begitu nyaman. Pelataran masjid yang rapi dan teratur membuat siapa pun yang mengunjungi rumah ibadah terindah di Banda Aceh tak ingin melewatkan begitu saja.Â
Kubah utama dan ukiran yang terpampang pada dinding luar dan dalam masjid, pasti membuat orang decak kagum. Apalagi pilar-pilar yang ada pada masjid yang dibangun Sultan Isakandarmuda Meukuta Alam pada tahun 1622 Masehi atau 1022 Hijriah. Masjid yang pernah dibakal penjajah Belanda ini sekarang menjadi satu dari ratusan situs sejarah di ibukota Serambi Mekkah.
Â
Syahrizal yang sudah karatan  mencari rezeki di pekarangan masjid selalu gelisah saat ingin masuk ke masjid untuk salat yang memang tingginya mencapai satu meter. Demikian juga ketika hendak berwudhuk atau ke kamar kecil, sama susahnya. Syahrizal pun selalu mengandalkan "ajudan" jika berhajat salat dalam masjid ini.Â
"Ya, mau gimana lagi, mungkin orang seperti kami ngak banyak, makanya tidak disediakan," kata Syahrizal lirih.Â
"Sejak saya jadi tukang foto di sini, belum pernah dibangun jalan dan tangga khusus untuk orang cacat," kata Syarwan.Â
Masjid  yang  mampu menampung 9000 jamaah ini sudah beberapa mengalami perluasan. Pada 31 Oktober 1975 masjid ini diperluas menjadi lima kubah. Enam tahun kemudian dipercantik dengan menambah pernik dan lampu hias khusus menyambut MTQ Nasional ke -12. (www.id.wikipedia.org)
Tahun 1991-1993, mendiang Gubernur Ibrahim Hasan memprakarsai perluasan masjid in lagi menjadi tujuh kubah dan satu menara utama. Saat ini masjid kebanggaan warga Aceh juga lagi diperluas untuk memasang payung seperti yang ada di Masjid Medinah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H