Mohon tunggu...
Afzil Ramadian
Afzil Ramadian Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara di Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Dosen di Universitas Djuanda Bogor

Saya sebagai orang yang suka berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggunaan Teknologi dan Berpikir Kreatif dalam Transformasi Layanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan

15 Juli 2024   14:14 Diperbarui: 15 Juli 2024   14:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDAHULUAN

Biodiversitas laut Indonesia sangat tinggi. Sebutan Indonesia sebagai mega biodiversitas laut terbesar di dunia membuktikan bahwa sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang hidup di Indonesia.Tiga puluh tujuh persen spesies ikan di dunia dapat ditemukan di Indonesia, dan beberapa spesies di antaranya sangat berharga secara finansial. Ikan-ikan karang seperti kerapu, baronang, lobster, dan ikan-ikan seperti tuna, cakalang, udang, tenggiri, kakap, dan cumi-cumi. Selanjutnya, perikanan budidaya air payau memiliki potensi 2,9 juta hektar dan perikanan tangkap laut memiliki potensi 6,5 juta ton per tahun (Sutardjo, 2014). Namun, sangat menyedihkan bahwa sumber daya laut yang melimpah ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan negara. Faktor-faktor seperti pemanfaatan sumber daya, teknologi, tingkat kemiskinan, dan keterbelakangan nelayan menunjukkan bahwa sektor maritim sangat tertinggal. Permasalahan struktural menyebabkan munculnya masalah ini. Saat ini, Indonesia lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi di sektor non-maritim (Puspitarini & Yunus, 2019). Selain itu, Indonesia tidak memiliki sumber daya teknologi kelautan dan kemaritiman yang memadai serta tertinggal. Penelitian ilmiah tentang kelautan dan kemaritiman juga tidak dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat atau memberikan saran kebijakan yang berguna untuk pembangunan sektor ini di Indonesia (Asmara, 2012).

Lebih Lanjut, Kwatartama (2021) menyampaikan bahwa masalah seperti perubahan iklim, penangkapan berlebihan, dan kerusakan lingkungan laut semakin mengancam sumber daya perikanan di seluruh dunia. Teknologi digital memberi kita peluang besar untuk menjawab masalah ini dengan cara yang cerdas sambil mempertahankan kelestarian lingkungan. Teknologi perikanan berbasis digital mencakup penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak yang canggih serta pendekatan berpikir yang berfokus pada perlindungan lingkungan. Sektor perikanan bergerak ke arah yang lebih ramah lingkungan berkat kemajuan teknologi dan kesadaran keberlanjutan. Selain itu, penggunaan teknologi telah meningkatkan pemahaman kita tentang ekosistem laut dan potensi penggunaan ekonominya. Ini telah memungkinkan penelitian di bidang baru seperti geologi kelautan, biologi kelautan, dan oseanografi (Mukhlis, 2018). Penelitian lain disampaikan oleh Wibowo dkk. (2021) mengatakan bahwa teknologi telah memungkinkan Indonesia untuk melacak kapal, membuat prakiraan cuaca yang lebih baik, dan meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengalami perubahan besar setelah menyadari pentingnya memanfaatkan teknologi dan berpikir kreatif untuk meningkatkan layanan publik. Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan responsivitas, efisiensi, dan transparansi dalam penyediaan layanan kepada masyarakat yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan. Dalam hal ini, mendukung proses transformasi melalui penggunaan teknologi informasi menjadi sangat penting. Dengan menggunakan teknologi informasi, organisasi publik seperti KKP dapat mempercepat proses pengambilan keputusan, meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan, dan meningkatkan akses ke informasi (Johnson, 2018). Selain itu, dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam di bidang kelautan dan perikanan, kreativitas juga diperlukan.

Pertanyaan dari literatur diatas mencakup tiga aspek utama terkait dengan penggunaan teknologi dan berpikir kreatif dalam transformasi layanan. Pertama, bagaimana penerapan perkembangan teknologi dalam mendukung transformasi layanan di KKP? Kedua, Langkah apa yang dilakukan oleh pemimpin di KKP dalam beradaptasi terhadap berkembanganya teknologi? Ketiga, Strategi apa yang dilakukan oleh pemimpin di KKP dalam mendorong para pegawai untuk berpikir kreatif mewujudkan transformasi layanan.

Selain itu, banyak penelitian telah membahas tentang penerapan teknologi dan berpikir kreatif dalam berbagai sektor, akan tetapi masih terdapat gap dalam literatur mengenai implementasi teknologi serta berpikir kreatif dalam transformasi layanan khususnya di KKP untuk mewujudkan Good Governance. Tulisan ini berusaha mengisi gap tersebut dengan menganalisis secara mendalam tentang strategi, manfaat, tantangan, dan rekomendasi dalam implementasi teknologi serta berpikir kreatif. Tidak hanya itu, tulisan ini juga berfokus pada kesiapan sumber daya manusia dilingkungan KKP dalam mengadopsi teknologi, yang seringkali kurang diperhatikan dalam penelitian sebelumnya.

Pembahasan

Kontribusi Teknologi dalam Transformasi Layanan

Dengan perkembangan teknologi, dampak sektor perikanan semakin besar karena peranannya yang signifikan dalam perdagangan dan ekonomi. Perusahaan perikanan berinvestasi dalam teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan operasi mereka. Ariyadi dan Hermawan (2017), teknologi berperan penting dalam perkembangan sektor kelautan di Indonesia. Karena kemajuan teknologi terus merevolusi setiap industri, sektor perikanan dapat memperoleh manfaat dari integrasi teknologi dalam berbagai aspek operasinya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggraini et al. (2020), peran teknologi dalam pembangunan kelautan di Indonesia telah menjadi faktor penting dalam pertumbuhan industri nasional. Selanjutnya menurut Bradley et al. (2019), sistem pemantauan dan manajemen perikanan berbasis teknologi membantu menjaga keberlanjutan sumber daya alam kelautan dan mendukung ketahanan pangan nasional melalui pengelolaan yang lebih efisien dan penangkapan yang berkelanjutan.

Salah satu cara teknologi dapat berkontribusi pada pengembangan layanan di bidang perikanan melalui analisis data. Analisis data dari berbagai operasi dapat membantu bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik, mengoptimalkan rute, dan mengurangi penggunaan bahan bakar. Kusuma et al. (2020) menemukan bahwa analisis data dapat membantu industri kelautan di Indonesia, memprediksi permintaan pasar, meramalkan tren harga, dan melacak indikator ekonomi penting untuk meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan.

Dalam implementasi teknologi informasi, KKP telah memperkenalkan berbagai inovasi seperti aplikasi mobile untuk pelayanan perizinan, pemantauan perikanan, sistem informasi geografis untuk pemetaan sumber daya laut, dan platform daring untuk pelaporan hasil tangkapan ikan. Hal ini sejalan dengan temuan Smith et.al. (2020) yang menunjukkan bahwa integrasi teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi operasional serta akurasi data di sektor kelautan dan perikanan. Namun demikian, penerapan Artificial Intelligence (AI), dan Big Data Analytics di KKP belum berjalan secara masif. Penggunaan teknologi tersebut, masih bersifat individu dan belum terintegrasi kedalam system yang ada di KKP.

Merujuk pada fakta empiris diatas, langkah yang perlu dilakukan oleh pemimpin dilingkup KKP adalah:

1. Implementasi e-government dan sistem informasi terpadu

a. Membangun sistem informasi yang terintegrasi untuk mempermudah proses perizinan, pengawasan, serta layanan lainnya  

    secara online.

b. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas melalui publikasi data dan informasi secara terbuka.

2. Adopsi teknologi modern seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Big Data Analytics

a. Memanfaatkan IoT untuk pemantauan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan secara real-time.

b. Menggunakan AI untuk analisis data dan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.

c. Menganalisis big data untuk mendapatkan wawasan dan informasi yang berharga.

Berpikir Kreatif dalam Transformasi Layanan

Di tengah berbagai perubahan dan transformasi yang terjadi dalam pelayanan publik di era digital, pengelolaan layanan publik memerlukan inovasi dan pendekatan kreatif. Pemerintah menghadapi banyak tantangan dalam memberikan layanan yang efisien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mengatasi tantangan ini, berpikir kreatif sangat penting. Dalam situasi seperti ini, berpikir kreatif tidak hanya diperlukan untuk menghasilkan solusi baru, tetapi juga untuk mengubah paradigma lama dan memperbaiki proses yang sudah ada.

Menurut Amabile (2012), berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan konsep dan solusi inovatif yang dapat mengubah organisasi. Berpikir kreatif dalam pelayanan publik memungkinkan karyawan pemerintah untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, membuat solusi out of the box, dan meningkatkan efisiensi dan kepuasan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pemerintah untuk mendorong budaya berpikir kreatif di tempat kerja untuk meningkatkan layanan yang diberikan.

Berpikir kreatif juga turut diterapkan dalam upaya transformasi layanan KKP. Dengan mendorong pegawai untuk berpikir out of the box, menciptakan solusi inovatif, serta berkolaborasi lintas unit kerja, Kementerian mampu menghadapi dinamika yang ada dengan lebih adaptif. Brown (2019) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan modal penting dalam menghadapi perubahan cepat di era digital saat ini. Namun demikian, pelaksanaan kegiatan tersebut belum optimal dilakukan oleh KKP. Minimnya kolaborasi dengan industri kreatif serta sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam teknologi digital menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh KKP dalam transformasi pelayanan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemimpin dilingkup KKP dapat melakukan beberapa kegiatan diantaranya:

1. Mendorong berpikir kreatif dan inovasi

a. Menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi di kalangan pegawai KKP.

b. Menyelenggarakan kompetisi ide dan proyek inovatif untuk mendorong berpikir kreatif.

2. Kemitraan dengan institusi penelitian, universitas, dan industri

a. Menjalin kerjasama dengan institusi penelitian dan universitas untuk mengembangkan solusi teknologi yang inovatif.

b. Berkolaborasi dengan industri untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dan teknologi terkini.

3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

a. Merekrut dan melatih tenaga kerja yang terampil dalam teknologi digital

b. Mengadakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan digital bagi pegawai KKP

Kesimpulan

KKP menghadapi tantangan dalam memberikan layanan yang efisien, transparan, dan akuntabel kepada masyarakat, terutama dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah. Transformasi layanan KKP dengan memanfaatkan teknologi digital dan berpikir kreatif merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Dengan mengimplementasikan solusi-solusi yang telah disebutkan, KKP dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, menjaga kelestarian sumber daya, dan mendorong pertumbuhan ekonomi maritim yang berkelanjutan.

Salah satu faktor penting dalam transformasi layanan pemerintah termasuk KKP, adalah penggunaan teknologi. Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi tidak hanya dapat mempercepat proses administrasi tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. Namun, penggunaan teknologi saja tidak cukup untuk mencapai transformasi yang optimal. Berpikir kreatif juga sangat penting untuk menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam di bidang kelautan dan perikanan.

Penggunaan teknologi tanpa didukung oleh berpikir kreatif dapat menghambat inovasi yang dibutuhkan dalam transformasi layanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan menggabungkan teknologi canggih dengan pemikiran kreatif, transformasi layanan publik di sektor kelautan dan perikanan akan sangat menguntungkan. Ini karena berpikir kreatif memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, menghasilkan solusi baru, dan menerapkan ide-ide inovatif dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa tindakan dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi transformasi layanan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui penggunaan teknologi dan berpikir kreatif. Pertama, agar semua pihak terkait dapat dengan mudah mengakses data kelautan dan perikanan, Kementerian harus terus mengembangkan infrastruktur teknologi informasi yang handal. Kedua, pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan teknologi harus ditingkatkan agar seluruh staf memiliki kemampuan untuk mengoperasikan sistem baru dengan baik. Ketiga, budaya inovasi dan berpikir kreatif harus ditanamkan di setiap lapisan organisasi. Ini akan membuat lingkungan kerja lebih mudah bekerja sama dan menerima ide baru.

Saran: 

Beberapa saran yang disampaikan dalam rangka implementasi teknologi serta berpikir kreatif dalam transformasi layanan di KKP adalah:

1. KKP perlu menyusun roadmap dan strategi yang jelas untuk transformasi digital, termasuk alokasi anggaran yang memadai dan dukungan dari pimpinan.

2. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pelaku usaha, dan organisasi non pemerintah, dalam proses transformasi untuk mendapatkan masukan dan dukungan yang lebih luas.

3. Memastikan keamanan data dan privasi dalam implementasi teknologi digital untuk melindungi informasi sensitif dan data pribadi.

4. Melakukan evaluasi dan penyesuaian secara berkala untuk memastikan transformasi berjalan sesuai rencana dan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi terbaru.

5. Mempromosikan budaya belajar dan berbagi pengetahuan di lingkungan KKP untuk mendukung pengembangan keterampilan digital dan berpikir kreatif secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Amabile, T. M. (2012). Creativity and the role of the leader. Harvard Business Review

Anggraini, D., Prayitno, E., & Asahrin, A. (2020). Technology Disruption in the Indonesia Maritime Industry. Journal of Physics: Conference Series, 1529(1), 012074.

Asmara, A. Y. (2012). Penguatan Zona Ekonomi Ekslusif Dalam Pengelolaan Sumber Daya Maritim Indonesia  Di  Wilayah  Perbatasan (Pembelajaran  dari  Kebijakan  Pemerintah  Norwegia Perihal Regulasi, Pemanfaatan Iptek, Manajemen Kelembagaan dan Kerjasama Internasional).J. Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2(2), 131--144

Bradley, D., Merrifield, M., Miller, K. M., Lomonico, S., Wilson, J. R., & Gleason, M. G. (2019). Opportunities to improve fisheries management through innovative technology and advanced data systems. Fish and fisheries, 20(3), 564-583.

Brown, A. (2019). The role of creative thinking in the digital era. Journal of Innovation and Creativity, 5(2), 112-125.

Johnson, R. (2018). Leveraging information technology for public sector transformation: A case study of the fisheries ministry. Public Administration Review, 30(4), 567-580.

Kusuma, H., Lestari, E. S., & Japarianto, E. (2020). Data analytics in predicting Indonesian maritime industry. International Journal of Supply Chain Management, 9(2), 12-17.

Kwarta, Agung. (2021) Aspek Digitalisasi dalam Peningkatan Marketing pada Perusahaan Jasa Angkutan Laut.

Mukhlis, R. (2018). The role of technology in Indonesia's maritime development. Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Industri Kelautan. 1(1), 18-22.

Puspitarini,  R.  C.,  &  Yunus,  M.  (2019). Implementasi  Tujuan  Pembangunan  Berkelanjutan  Dalam Kebijakan Pengelolaan Maritim Berkelanjutan Melalui Larangan Penggunaan Cantrang. Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan, &Sosial  (Publicio), 1(2), 15--26

Smith, L., et al. (2020). Enhancing operational efficiency through information technology integration: Lessons from the fisheries sector. International Journal of Technology Management, 15(3), 213-228

Sutardjo, S. C. (2014). Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan ke Depan Developmen Policy of     Marine     And     Fisheries. Jurnal     Kebijakan     Perikanan     Indonesia, 6(1),     37. https://doi.org/10.15578/jkpi.6.1.2014.37-42

Wibowo, H., Purwiyanto, A., & Azifah, A. (2021). The role of technology in maritime development in Indonesia. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 15(8). 219-230

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun