Mohon tunggu...
Afzar Harianja
Afzar Harianja Mohon Tunggu... Lainnya - Bhumi

Bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Migrasi Peradaban Sunda ke Sindhu

19 April 2024   13:08 Diperbarui: 19 April 2024   13:13 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MIGRASI PERADABAN SUNDA KE SHINDU

 

SUNDALAND

Sundaland Merupakan Daratan Luas Di Asia Tenggara sebelum tenggelam karena naiknya permukaan air laut  sekitar 120 meter yang terjadi diantara 15.000 dan 3.000 BC tahun lalu. Sebelum tenggelam, Sundaland diperkirakan setidaknya dua kali luas India sekarang, termasuk  Indo-China, Malaysia, Indonesia dan Filipina. Paul Kekai Manansala menulis dalam bukunya “Quest of the Dragon dan Bird Clan” :

“Ada 3 banjir utama, banjir pertama terjadi 14.000 tahu yang lalu, yang kedua terjadi 11.500 tahun lalu dan yang ketiga terjadi 8.500 tahun yang lalu. Permukaan air laut secara perlahan mencapai puncaknya sekitar 5.500 tahun yang lalu. Banjir disebabkan oleh naiknya permukaan air laut bukan karena hujan.

James Churchward, Dalam Bukunya  “The Lost Continent Of Mu” (1926) berpendapat bahwa Sundaland bukan hanya dataran luas yang padat penduduknya tapi juga merupakan pusat peradaban manusia prasejarah. Ini seharusnya tidak mengejutkan jika kita  melihat penemuan yang dilakukan oleh Eugene Dubois (1891) dan Koeningswald (1937).  Tengkorak yang mereka temukan di pulau  Jawa, yang disebut dengan “Java Man”- membuktikan keberadaan Homo erectus (manusia berdiri tegak) sekitar 400.000 sampai 700.000 tahun yang  lalu.

Homo erectus adalah spesies yang sudah punah dari genus Homo yang hidup sekitar 1.8 juta sampai 50.000-70.000 tahun yang lalu, dan merupakan leluhur langsung dari Homo sapiens (manusia yang dikenal sekarang) atau kita sendiri.

Hasil Penemuan Mendukung Bahwa Posisi Multiregional evolusi manusia menunjukkan bahwa Hominid seperti Java Man di Indonesia dan Peking Man di China adalah leluhur utama dari Asia Timur Modern. Diamping itu, memang ada bukti-bukti keberadaan Homo sapiens di region ini 43.000 BC. Juga ada bukti-bukti migrasi massal  ke daratan kering jauh, yang diakibatkan oleh zaman es yang mencair sehingga menyebabkan banjir besar berkali-kali.

 (Satu Hal Yang Merupakan Keluhan Saya, adalah bahwa, again, kita ini masih terbawa konsep-konsep lama, dan konsep-konsep lama itu mengatakan bahwa kita berasal dari Afrika, kita berasal dari Mongloid. Tetapi kalau kita melihat, bukti-bukti Homo erectus itu ada disini (Jawa, Indonesia).

 Jadi apakah memungkinkanini pertanyaan yang agak menggunakan logika saja, dengan cara merangkak, apakah memungkinkan, kalau kita belum menjadi Homo erectus, kita datang dari Afrika as a binatang, I don’t think so, I think, apa yang terjadi disini, malapetaka, tsunami yang beruntun, eruption (letusan gunung berapi yang beruntun), itu justru membuat Masyarakat kita ber hijrah. Seperti dalam kitab-kitab kuno, orang Yunani itu disebut Yavan. Yavan itu berarti, exactly, orang dari Yavadwipa. Orang Jawa, Yava.

Jadi  bukannya kita mendapat hijrah dari lain tempat. Justru kita berhijrah kesana. Kita berhijrah ke India, Kita berhijrah ke “Yunani” sampai ke “Mesir”. Kita harus mulai memikirkan sejarah kita secara ulang…tadi aja (maksudnya di museum Sangiran) begitu kita memunculkan manusia modern, yang kita munculkan apa? Manusia yang memakai baju seperti saya kan ?.

 Kenapa tidak memunculkan manusia yang memakai Jarik, pake Batik. Karena baju yang kita tampilkan disitu baru berapa tahun sih ?, sejak kita dijajah kan ?. Apakah sebelumya kita telanjang ?. Tidak. Kita punya kearifan lokal, kita punya kuliner lokal, kita punya pakaian lokal, pakain adat. Ini harus dimunculkan. Ketika memunculkan orang modern, justru orang itu memakai celana barat, baju barat, ini harus dikoreksi sedikit. Sumber : Instagram. anandkrishnaindo. Live. 1 maret 2024


PERADABAN LEMBAH INDUS. Migrasi Pertama Dari Sundaland akibat banjir bandang, terjadi sekitar 14.000 tahun yang lalu dan mengarahkan mereka menuju tempat yang sekarang dikenal dengan subkontinen India. Mereka sangat traumatis akibat banjir bandang di Sundaland sehingga mereka berpindah ke arah utara sejauh yang mereka mampu, sampai akhirnya mereka bertemu dengan sungai Sindhu yang besar atau Indus,  sungai yang besar seperti lautan.

Dalam Bahasa Sanskrit, kata Sindhu berarti lautan. Sungai Sindhu memulai perjalanannya dari Himalaya Tibet yaitu sungai Sengge dan Gar. Sungai Sindhu juga mengalir sampai sekarang melewati India, Pakistan sampai ke laut Arab.

Orang Bijaksana, Pemikir, Filsuf, Dan Ilmuwan diantara mereka pertama kali menetap dipinggir sungai besar Sindhu dan menyebut sungai tersebut  sebagai Saraswati untuk merayakan dan memulikan Dewi Pengetahuan, Kebijaksanaan, Seni dan Musik. Di tempat tersebutlah, di tepian sungai Sindu Saraswati – Sungai Saraswati yang seperti laut- mereka berkomtemplasi dan diperkaya dengan inspirasi yang segar. Kemudian, seluruh inti pengetahuan, sains, seni dan music di sistemasikan, lalu diedit oleh Resi Vyasa Penulis Mahabharata, yang akhirnya juga disebut dengan Veda, yang artinya Esensi Kebijaksanaan.

Seperti itulah, peradaban Sunda dimulai (di Indian Subkontinen), yang sekarang kita sebut Peradaban Lembah Indus, reruntuhan dari peradaban Mohen-jo- Daro di Pakistan dan beberap tempat di India masih dipelajari oleh arkeolog dan antrapolog dari seluruh dunia.

Fragmentasi Benua Jambudwipa. Sekitar 11.500 tahun yang lalu, banjir besar kedua menyebabakan Sundaland terpecah dan terbagi-bagi. Dataran tinggi tetap berada di atas air sedangkan dataran rendah tenggelam dan meyatu dengan lautan. Sundaland tidak lagi menjadi daratan yang luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun