Sirkulasi siklonik dapat terbentuk di sepanjang daerah konvergensi dan konfluensi. Daerah konvergensi merupakan daerah pertemuan angin dimana terjadi perlambatan kecepatan angin. Sementara, konfluensi adalah daerah pertemuan massa uap air yang basah.Â
Kedua hal ini lah yang menyebabkan sirkulasi siklonik meningkatkan potensi pembentukan awan dengan cepat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem yang disebabkan oleh sirkulasi siklonik dapat berupa hujan lebat, angin kencang, dan petir. Sirkulasi ini juga dapat berdampak pada tingginya gelombang air laut.Â
Baca juga : Siklon Tropis di Indonesia Urung Menggunakan Nama Tokoh Wayang, Diganti Nama Bunga dan Buah
Siklon Tropis
Tetapi perlu diketahui, Indonesia yang terletak di ekuator menyebabkan siklon tropis sulit melintas di Indonesia. Siklon tropis biasanya terbentuk dan melintas menjauhi daerah khatulistiwa.
Namun, beberapa wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daerah yang biasa mengalami siklon tropis dapat memperoleh dampak secara tidak langsung. Hal ini terjadi karena adanya penguatan intensitas siklon disekitar daerah tersebut.
Dampak dari siklon tropis ini biasanya mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia terutama yang berbatasan dengan daerah yang biasa mengalami siklon tropis, seperti wilayah utara Maluku dan Papua yang berbatasan dengan Samudra Pasifik.Â
Oleh karena itu, wilayah tersebut dapat mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang, petir dan kilat.
Demikianlah ulasan mengenai sirkulasi siklon dan siklon tropis yang kini telah dapat kita pahami sebagai penyebab hujan lebat di Indonesia sebagaimana yang telah disampaikan oleh BMKG. Untuk memperoleh informasi aktual dan terkini Anda juga bisa mengunjungi sosial media milik BMKG berikut ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H