Beberapa hari terakhir berbagai wilayah di Indonesia, terutama Jabodetabek telah dilanda hujan lebat disertai petir dan kilat secara terus-menerus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun juga memberikan peringatan dini bahwa hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang masih akan terjadi hingga beberapa hari kedepan di puluhan wilayah Indonesia.Â
Hujan lebat dan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia tersebut ternyata disebabkan oleh peristiwa yang disebut sirkulasi siklonik.
Berdasarkan informasi dari halaman BMKG (06/05/2021), sirkulasi siklonik terpantau di Kep.Riau disertai daerah konvergensi dari perairan barat Sumatera Barat hingga Riau.
Sirkulasi siklonik lain juga terpantau di Laut Sulawesi bagian barat yang membentuk daerah konvergensi dan konfluensi dari perairan timur Sulawesi Tengah hingga Laut Sulawesi bagian utara.
Selain itu, sirkulasi ini juga terpantau di Selat Karimata dengan konvergensi dari Kalimantan Tengah hingga pesisir Kalimantan Timur. Daerah konvergensi lainnya juga terlihat dari Sumatera Utara hingga perairan utara Aceh.
Baca juga : Pengaruh Perubahan Cuaca terhadap Kesehatan
Pada bulan April lalu, wilayah utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina dan Samudra Pasifik juga sempat mengalami perubahan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang.Â
Namun, perubahan cuaca di wilayah utara Indonesia ini tidaklah disebabkan oleh sirkulasi siklonik meskipun terjadi dalam waktu yang berdekatan, melainkan merupakan dampak tidak langsung dari siklon tropis yang terjadi di perbatasan wilayah utara Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.Â
Lalu apakah yang sebenarnya dimaksud dengan sirkulasi siklonik dan siklon tropis tersebut? Apa juga yang dimaksud dengan siklon tropis yang ikut memberikan dampak pada cuaca di Indonesia?
Berikut ini merupakan ulasan singkat mengenai sirkulasi siklonik dan siklon tropis yang terjadi di Indonesia.
Sirkulasi Siklonik
Sirkulasi siklonik adalah keadaan ketika terdapat pusaran angin yang menarik fluida (berupa massa udara dan uap air) sehingga membentuk awan yang bergerak menujuk pusaran angin tersebut.Â
Sirkulasi siklonik dapat terbentuk di sepanjang daerah konvergensi dan konfluensi. Daerah konvergensi merupakan daerah pertemuan angin dimana terjadi perlambatan kecepatan angin. Sementara, konfluensi adalah daerah pertemuan massa uap air yang basah.Â
Kedua hal ini lah yang menyebabkan sirkulasi siklonik meningkatkan potensi pembentukan awan dengan cepat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem yang disebabkan oleh sirkulasi siklonik dapat berupa hujan lebat, angin kencang, dan petir. Sirkulasi ini juga dapat berdampak pada tingginya gelombang air laut.Â
Baca juga : Siklon Tropis di Indonesia Urung Menggunakan Nama Tokoh Wayang, Diganti Nama Bunga dan Buah
Siklon Tropis
Tetapi perlu diketahui, Indonesia yang terletak di ekuator menyebabkan siklon tropis sulit melintas di Indonesia. Siklon tropis biasanya terbentuk dan melintas menjauhi daerah khatulistiwa.
Namun, beberapa wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daerah yang biasa mengalami siklon tropis dapat memperoleh dampak secara tidak langsung. Hal ini terjadi karena adanya penguatan intensitas siklon disekitar daerah tersebut.
Dampak dari siklon tropis ini biasanya mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia terutama yang berbatasan dengan daerah yang biasa mengalami siklon tropis, seperti wilayah utara Maluku dan Papua yang berbatasan dengan Samudra Pasifik.Â
Oleh karena itu, wilayah tersebut dapat mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang, petir dan kilat.
Demikianlah ulasan mengenai sirkulasi siklon dan siklon tropis yang kini telah dapat kita pahami sebagai penyebab hujan lebat di Indonesia sebagaimana yang telah disampaikan oleh BMKG. Untuk memperoleh informasi aktual dan terkini Anda juga bisa mengunjungi sosial media milik BMKG berikut ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H