"... Maka Kami beri kabar gembira kepadanya (Ibrahim) dengan (kelahiran) seorang anak yang memiliki sifat hilm (lemah lembut), (yakni Ismail)." (QS 37:101)
Sifat hilm artinya lemah lembut, santun, tidak kasar, tenang, menahan emosi, tidak mudah marah, sabar, baik hati, dan lainnya. Ini hal-hal yang terkait dengan Kecerdasan Emosi (EQ). Â
Agak berbeda dengan catatan tentang kelahiran Nabi Ishaq AS sbb:
"... Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu (Ibrahim) dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (pandai), (yakni Ishaq)." (QS 15:53)
Di sini dipakai kata,alim, yang artinya pandai, lebih terkait dengan Kecerdasan Intelektual (IQ). Karenanya tidak heran, bangsa Yahudi yang menjadi anak keturunan dari Nabi Ishaq AS terkenal cerdas dari sisi intelektual. Beberapa nama ilmuwan terkenal seperti Albert Einstein, Sigmund Freud, Niels Bohr, Robert Oppenheimer, adalah Yahudi. Mereka mendominasi bidang iptek di abad modern ini. Sejak tahun 1901-2014 tercatat ada 194 orang Yahudi atau berdarah campuran Yahudi telah menerima hadiah Nobel di beragam bidang: kedokteran, fisika, dan kimia.
Kecerdasan Nabi Ibrahim AS
Melihat kedua keturunan ini, maka bisa diperkirakan bahwa kedua kecerdasan ini bersumber dari Nabi Ibrahim AS.
Bagaimana kecerdasan intelektual Nabi Ibrahim? Bisa dilihat dari kecerdasannya mengamati fenomena astronomi, terkait pergerakan bintang, bulan dan matahari, yang dipakainya sebagai bahan argumentasi dakwah kepada kaumnya (QS 6:76-78). Dan ketika ia mendebat seorang Raja yang sangat berkuasa bahkan mengaku bisa menghidupkan dan mematikan, namun terdiam ketika diminta untuk menerbitkan matahari dari arah Barat (QS 2:258). Juga terlihat kecerdasan argumentasinya menghancurkan patung berhala sesembahan kaumnya lalu meletakkan kapak penghancur di tangan sebuah patung besar yang disisakannya (QS 21:52-67).
Adapun terkait kecerdasan emosional, beliau memiliki sifat halim.
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun." (QS 9:114)
Demikian pula ketika beliau mendoakan kebaikan bagi ayahnya meskipun ayahnya hendak merajam atau mengusirnya (QS 19:47).