Mereka adalah Baelys. Kepercayaan memberinya harta di banyak negeri, kebodohan manusia memberinya gundik-gundik di balik jubahnya. Mereka para pemuja angin, para nahkoda kapal, penentu arah di tiap musim. Kala jahat mereka adalah penjelmaan penyihir, kala baik mereka adalah kilau pendeta.
Merekalah Whisperers of the Wind, penyebab banyak Raja turun tahta.
**
Demikianlah kelima golongan “cendekia”.
Kata itu sendiri sebetulnya muslihat, karena dunia membolehkan siapapun menganggap dirinya pintar. Tiap golongan mewarisi kebodohan golongan sebelumnya, tapi tiap mereka begitu pandai menutupi kelemahan. Semuanya tergantung pada siapa, kapan, dan mengapa. Kala rupa dan alasan berdiri pada karakternya sendiri-sendiri, tak ada yang tahu siapa sebetulnya penguasa negeri.
Tiap-tiap dari golongan di atas membagi dunia dalam atmosfer-atmosfer kecil yang berserakan, terkadang bertabrakan dan bergesekan. Meski begitu tak satupun dari mereka yang pecah.
Tiga, empat, atau lima di antara golongan-golongan ini kerap bertemu, dan mereka menertawakan hal-hal yang sama. Barulah setelah itu mereka diam, berpikir lurus cara kembali ke peraduannya sendiri-sendiri.
Mereka sudah mewakili semua unsur pembentuk negeri, sejak zaman dulu ketika Bumi masih datar. Kemenangan mereka akan ditentukan oleh waktu, atau keputusan mendadak untuk keluar dari balik kelambu.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H