**
Seorang tua menggerakkan kakinya di tatakan mesin jahit.
Cipayung 1768 pernah menggambarkan keadaan ini, pikirnya.
Ada seorang anak pribumi menenteng singkong di punggung
menuju ujung tapakan yang kemudian jadi pembaringan abadinya.
Pusara yang lalu jadi kebun singkong.
Bangkitlah orang tua itu dan melepas pecinya.
Menutup kepala anak itu dan menurunkan dua jerigen dari pundaknya.
"Kenapa, Nak?" tanyanya.
"Beras," Pak, jawab anak itu.
**
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!