Sudah menjadi rahasia umum, pekerja kreatif menghadapi tantangan yaitu pendapatan yang tidak teratur. Hal ini dirasakan oleh pekerja kreatif yang bekerja secara freelance dan bukan dibawah naungan perusahaan. Tantangan ini harus diatasi dengan strategi keuangan untuk pekerja kreatif.
Pemahaman mengenai pentingnya strategi keuangan sangat penting bagi pekerja kreatif. Dengan begitu, mereka akan mampu menghadapi berbagai situasi finansial di masa yang akan datang. Selain itu, mereka juga akan mampu menghadapi masa darurat tanpa pusing memikirkan keuangan.
Mengenal Karakteristik Pendapatan Tak Teratur
Industri kreatif merupakan industri baru yang muncul dalam revolusi industri 4.0. Fluktuasi pendapatan dalam industri kreatif sangat tinggi karena memiliki model bisnis yang berbeda dari bisnis yang lain. Desainer grafis misalnya, mereka memberikan jasa desain grafis dengan model biaya per desain atau biaya per jam, jika tidak ada yang order, jelas tidak ada pendapatan.
Hal ini harus disadari bersama sebagai tantangan dalam mengelola keuangan tanpa pendapatan tetap bulanan. Sebab, tantangan ini kerap menjadi alasan orang untuk tidak terjun ke industri kreatif karena terkesan tidak stabil dan menjanjikan. Namun, semua itu bisa diatasi dengan strategi keuangan yang tepat.
Pembagian Pendapatan Menurut Prioritas
Salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kebutuhan pokok ini merupakan kebutuhan mendesak dan mendasar dalam kehidupan. Salah satunya adalah sandang, pangan, papan. Hal ini harus menjadi prioritas utama.
Terapkan strategi alokasi pendapatan untuk kebutuhan jangka panjang dan pendek. Strategi alokasi pendapatan jangka pendek membantu kita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara jangka panjang membantu dalam memenuhi tujuan finansial di masa yang akan datang.
Membangun Dana Darurat yang Tidak Konvensional
Dana darurat sangat diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian kehidupan di masa depan. Para pekerja kreatif bisa mengalokasikan 20-30 persen dari total pendapatan untuk dana darurat setiap bulannya. Hal ini bertujuan menjadi backup ketika situasi sulit melanda, seperti sakit, ban sepeda motor bocor, dan lain sebagainya.
Dalam membangun cadangan keuangan, pekerja kreatif harus mampu fokus pada kebutuhan dasar dan menyisakan sisa pendapatan sebagai cadangan. Misalnya, dalam satu bulan kita mendapatkan uang Rp3 juta, kita bisa mengalokasikan Rp500 ribu sampai Rp1 juta untuk cadangan keuangan mengingat tidak setiap bulan pekerja kreatif mendapatkan pendapatan yang sama, bisa lebih, bisa kurang.
Diversifikasi Sumber Pendapatan
Salah satu strategi ampuh dalam mengelola keuangan bagi pekerja kreatif adalah menambah sumber pendapatan. Jika seorang desainer grafis hanya mengandalkan di satu bidang, misalnya pembuatan logo, maka bisa ditambah dengan desain landing page atau desain poster. Dengan begitu, ada sumber pendapatan tambahan yang potensial.
Pekerja kreatif pun bisa menambah skill baru yang potensial menambah sumber pemasukan. Salah satunya, belajar menulis untuk bisa menawarkan jasa copywriting, penulisan konten, atau menjadi blogger. Meskipun menambah waktu dan tenaga, tetapi ampuh dalam menghadapi masa-masa sulit dalam hal finansial.
Menetapkan Target Keuangan yang Realistis
Karena pekerja kreatif memiliki pendapatan yang fluktuatif, sangat penting untuk menenetapkan target keuangan yang realistis. Misalnya, kita punya target untuk membeli ponsel baru dalam 3 bulan kedepan, alih-alih menghitung berdasarkan pendapatan terbesar, lebih baik kita hitung dari pendapatan terkecil. Hal itu membuat kita lebih realistis dalam menetapkan target keuangan.
Pastikan pula bahwa kita harus menyesuaikan target keuangan dengan perubahan dalam industri. Industri kreatif merupakan sektor yang paling cepat berubah dan berkembang, dengan mengikuti perkembangan dan perubahan itu, kita harus mampu menetapkan target keuangan yang realistis dan tidak muluk-muluk agar tidak kecewa di kemudian hari.
Pemahaman Risiko dan Manajemen Keuangan
Pekerja kreatif memiliki resiko keuangan yang cukup unik dan berbeda dari bidang lain. Oleh karena itu, penting untuk mengenal resiko yang akan kita hadapi saat bekerja. Misalnya, kena tipu klien, dibayar dengan harga yang tidak sesuai standar, dan lain sebagainya. Mencari cara untuk menghadapi hal itu tentu butuh waktu, setiap orang jelas akan memiliki treatment yang berbeda.
Dengan mengenali resiko dalam pekerjaan kita, keuangan yang ada akan terlindungi. Kita bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan menerima tawaran pekerjaan yang mencurigakan. Otomatis, pekerjaan akan lebih efektif dan sesuai dengan harapan kita.
Memanfaatkan Teknologi dan Aplikasi Keuangan
Ada banyak aplikasi keuangan di luar sana yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mengelola pendapatan yang tidak teratur. Kita bisa mencatat keuangan, menghitung total pendapatan, dan mengalokasikan anggaran belanja.
Memaksimalkan teknologi untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan, bisa membuat strategi finansial kita lebih efektif. Kita akan menahan diri untuk tidak membeli sesuatu yang tidak perlu, bisa menghitung kebutuhan apa saja yang sebeneranya perlu, dan membantu alokasi keuangan cadangan untuk masa depan.
Kesimpulan
Ada banyak strategi keuangan yang bisa dilakukan oleh pekerja kreatif, namun pengelolaan keuangan tidak semudah yang dibayangkan. Selain dari bahasan di atas, diperlukan ketelitian, disiplin, dan kesabaran. Namun, hasilnya jelas tidak akan mengecewakan.Â
Oleh karena itu, bagi kamu pekerja kreatif yang sulit mengelola keuangan, harus bisa memahami dan beradaptasi dengan pendapatan tidak teratur sebagai langkah menuju stabilitas keuangan. Dijamin, kalau sudah terbiasa dan nyaman, kita akan selalu merasa cukup dengan apa yang sudah kita hasilkan. Semoga bermanfaat.Pexels
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H