Tapi, yang menarik dari setiap vonis yang dijatuhkan kepada pelaku adalah tidak hanya pelaku saja yang mendapat hukuman, melainkan dari pihak wali maupun orang tua juga mendapatkan teguran dari hakim agar berintrospeksi diri dalam mendidik anak. Pihak pengadilan juga memberikan pelatihan khusus kepada para wali bagi yang memiliki masalah dalam finansial maupun mental, agar ke depannya mereka lebih siap dalam mendidik dan mengurus anak ketika anak-anak mereka selesai menjalani hukuman.
Kesimpulan
Drama "Juvenile Justice" memberikan pelajaran penting tentang kenakalan remaja. Kita akan dibuat tak habis pikir, bagaimana bisa seorang anak di bawah umur melakukan kejahatan kriminal tetapi tidak ada rasa penyesalan sama sekali.
Porsi permasalahan yang ditampilkan cukup pas, detail dan tidak ada kesan terburu-buru dalam penyelesaian di setiap kasusnya.
Meskipun ini drama bertemakan hukum, kita tidak akan dibuat pusing dengan istilah-istilah rumit dalam hukum yang sulit dipahami oleh orang awam. Melainkan hanya menggunakan istilah sederhana tetapi tidak menghilangkan makna pesan sesungguhnya.
Juvenile Justice dengan kuat mengingatkan betapa pentingnya tidak mengabaikan kenakalan remaja. Ini akan menimbulkan pertanyaan di masa depan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika mereka terus melakukan kejahatan ketika dewasa dan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat berkontribusi dalam mencegahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H