Mohon tunggu...
Ahmad Yazid Rozaan
Ahmad Yazid Rozaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Saya Ahmad Yazid Rozaan. Saya adalah Mahasiswa S1 Teknik kelautan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Saya memiliki keahlian dalam Engineering Software, Videografi, dan Desain Grafis. Saya mudah beradaptasi, mudah bergaul, dan memiliki komitmen yang tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Garam: Si Kecil yang Bisa Bikin Masalah Besar!

13 Juni 2024   15:39 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:55 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Penguapan Air Laut

Garam laut didapatkan melalui proses penguapan air laut di kolam-kolam besar yang disebut salina atau tambak garam. Air laut yang dipompa ke dalam kolam-kolam ini dibiarkan menguap secara alami di bawah sinar matahari. Proses penguapan ini bisa memakan waktu beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada kondisi cuaca dan kelembaban. 

Ketika air laut menguap, kristal-kristal garam mulai terbentuk dan mengendap di dasar kolam. Setelah airnya benar-benar menguap, garam yang tertinggal bisa dipanen. Proses ini menghasilkan garam laut yang dikenal memiliki kandungan mineral yang lebih beragam dibandingkan dengan garam meja biasa, karena garam laut masih mengandung sisa-sisa mineral dari laut.

2. Penambangan Garam Batu:

Garam batu berasal dari tambang bawah tanah yang disebut deposit garam atau formasi garam. Garam ini terbentuk dari laut purba yang telah menguap jutaan tahun yang lalu, meninggalkan deposit besar garam di bawah tanah. Penambangan garam batu dilakukan dengan cara menggali terowongan atau sumur ke dalam tanah untuk mencapai lapisan garam. 

Ada dua metode utama dalam penambangan garam batu: penambangan konvensional dan metode pelarutan. Dalam penambangan konvensional, batuan garam digali dan diangkut ke permukaan untuk diolah. Sementara itu, metode pelarutan melibatkan pengeboran sumur ke dalam lapisan garam, kemudian air disuntikkan ke dalam sumur untuk melarutkan garam.

 Larutan garam yang terbentuk kemudian dipompa ke permukaan dan airnya diuapkan, meninggalkan garam yang bisa dipanen. Garam batu sering dianggap lebih murni dan memiliki butiran yang lebih besar dibandingkan garam laut.

Masalah yang Ditimbulkan oleh Garam

Meskipun garam sangat penting dan membuat makanan jadi enak, ternyata garam juga bisa menimbulkan banyak masalah, terutama jika digunakan atau dibuang secara berlebihan. Mari kita lihat beberapa masalah yang ditimbulkan oleh garam dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan dan makhluk hidup.

1. Permasalahan Lingkungan

a. Salinisasi Tanah dan Air

Salinisasi adalah peningkatan kandungan garam dalam tanah dan air, yang sering kali disebabkan oleh aktivitas manusia. Ketika garam masuk ke tanah, misalnya dari air irigasi yang mengandung garam atau limbah industri yang dibuang sembarangan, garam tersebut bisa merusak struktur dan kesuburan tanah. 

Tanaman yang tumbuh di tanah yang asin akan kesulitan menyerap air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Akar tanaman dapat mengalami kerusakan, dan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup menurun drastis. Akibatnya, hasil pertanian bisa merosot, menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani dan mengancam ketahanan pangan di suatu wilayah. 

Selain itu, salinisasi juga dapat merusak sumber air tawar. Ketika air tanah tercemar garam, kualitas air menurun sehingga tidak layak untuk diminum atau digunakan untuk irigasi. Hal ini bisa mempengaruhi suplai air bersih bagi penduduk dan menyebabkan masalah kesehatan.

b. Kerusakan Ekosistem

Garam yang masuk ke badan air seperti sungai, danau, dan lahan basah dapat merusak ekosistem akuatik. Hewan dan tumbuhan air yang tidak tahan terhadap kadar garam tinggi akan mati, mengganggu keseimbangan alami dalam ekosistem tersebut. Misalnya, beberapa spesies ikan, amfibi, dan invertebrata akuatik sangat sensitif terhadap perubahan salinitas dan mungkin tidak dapat bertahan hidup di lingkungan yang terlalu asin. 

Selain itu, tumbuhan air seperti alga dan lamun yang menjadi sumber makanan bagi banyak hewan juga dapat mati jika salinitas terlalu tinggi. Dampaknya bisa sangat besar, mengganggu rantai makanan dan mengurangi keanekaragaman hayati. Rantai makanan yang terganggu dapat menyebabkan populasi predator dan mangsa tidak seimbang, yang pada akhirnya mempengaruhi seluruh ekosistem.

2. Permasalahan pada Makhluk Hidup

a. Kesehatan Manusia

Kalian pasti tahu kan, kalau makan terlalu banyak garam itu tidak baik? Nah, ini bukan cuma mitos, lho! Terlalu banyak garam bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, atau yang dikenal juga sebagai hipertensi. 

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyakit mematikan di banyak negara. Selain itu, garam yang berlebihan dalam diet juga bisa merusak ginjal kita. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan membuang limbah melalui urin, tetapi jika terlalu banyak garam yang harus diproses, ginjal bisa menjadi lemah dan tidak berfungsi dengan baik. Ini bisa menyebabkan penyakit ginjal kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang dan mahal. Konsumsi garam yang tinggi juga dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, yang bisa membuat seseorang merasa kembung dan tidak nyaman.

b. Kesehatan Satwa

Satwa liar juga bisa terpengaruh oleh garam. Misalnya, jika hewan minum air yang tercemar garam, mereka bisa mengalami dehidrasi dan masalah kesehatan lainnya. Hewan seperti burung, mamalia kecil, dan hewan air sangat rentan terhadap perubahan salinitas di lingkungan mereka. 

Dehidrasi terjadi karena garam menyerap air dari tubuh, membuat hewan kehilangan cairan lebih cepat dari biasanya. Ini bisa sangat berbahaya, terutama bagi hewan yang tinggal di daerah yang sudah kering atau memiliki sedikit air bersih.

 Selain itu, garam yang menumpuk di tubuh hewan bisa merusak organ dalam seperti ginjal dan hati, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Bahkan hewan yang tidak minum langsung dari sumber air yang tercemar bisa terkena dampaknya melalui rantai makanan, jika mangsa mereka juga terkontaminasi garam.

Meskipun garam adalah komponen penting yang tidak bisa kita abaikan, penggunaannya harus bijaksana dan terkendali. Dampak negatif dari garam yang digunakan atau dibuang secara berlebihan sangat nyata dan dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita, mulai dari kesuburan tanah, kesehatan air, keseimbangan ekosistem, hingga kesehatan manusia dan satwa. 

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih sadar dan bertanggung jawab dalam penggunaan garam, baik di rumah maupun di industri. Dengan begitu, kita dapat menikmati manfaat garam tanpa harus menghadapi dampak negatifnya yang merugikan.

Bagaimana Mengatasi Masalah Garam?

Kabar baiknya, ada banyak cara untuk mengurangi dampak negatif dari garam. Meskipun tantangan yang ditimbulkan oleh garam cukup serius, kita memiliki berbagai solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan:

1. Mengelola Limbah Garam dengan Baik

Limbah garam dari industri dan rumah tangga tidak boleh dibuang sembarangan ke lingkungan. Limbah ini harus diolah terlebih dahulu agar garamnya tidak mencemari tanah dan air. Pengelolaan limbah yang baik sangat penting untuk menjaga lingkungan kita tetap sehat. Dalam konteks industri, perusahaan harus menerapkan sistem pengolahan limbah yang efektif. 

Ini bisa melibatkan penggunaan teknologi pemisahan garam, seperti osmosis balik, yang bisa menghilangkan garam dari air limbah sebelum dibuang. 

Selain itu, rumah tangga juga bisa berperan dengan cara mengurangi penggunaan produk yang mengandung garam tinggi dan tidak membuang sisa makanan atau air garam ke saluran pembuangan. Penerapan pengolahan limbah yang ketat dapat mencegah terjadinya salinisasi tanah dan air, menjaga kesuburan tanah, serta melindungi sumber daya air bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun