Mohon tunggu...
Afriza Yohandi Putra
Afriza Yohandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43223110005 | Program Studi : Sarjana Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemampuan memimpin diri dan upaya pencegahan korupsi, dan keteladanan mahatma gandhi

21 Desember 2024   18:33 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:33 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Asteya (Tidak Mencuri): Menjaga Keadilan dan Menghormati Hak Orang Lain

Asteya, atau tidak mencuri, adalah prinsip yang mengajarkan kita untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan hak kita, baik secara fisik maupun simbolis. Dalam konteks pencegahan korupsi, Asteya mengajarkan kita untuk tidak terlibat dalam praktik pencurian, penipuan, atau penyalahgunaan sumber daya.

Praktik Asteya dalam Pencegahan Korupsi dan Pelanggaran Etik:

  • Menghargai Hak Orang Lain: Dalam dunia profesional, Asteya mengajarkan kita untuk menghormati hak orang lain, baik itu hak milik, hak intelektual, atau hak moral. Mengambil ide orang lain tanpa izin atau penghargaan adalah bentuk pencurian yang harus dihindari. Sebagai agen perubahan, kita harus berkomitmen untuk selalu memberikan kredit kepada orang yang berhak menerima penghargaan atas kerja keras mereka.
  • Menghindari Penyalahgunaan Sumber Daya: Tidak hanya menghargai hak milik pribadi, Asteya juga berarti tidak mengambil lebih dari yang kita butuhkan. Dalam dunia korporasi atau bisnis, ini bisa diterjemahkan sebagai menghindari pemborosan atau penyalahgunaan sumber daya organisasi. Menggunakan sumber daya secara efisien dan bertanggung jawab adalah cara untuk menjaga keseimbangan dan menghindari praktik yang tidak etis.
  • Keadilan dalam Berbagi: Asteya juga mengajarkan kita untuk berbagi dengan adil. Dalam banyak kasus, korupsi muncul karena ketidakadilan dalam distribusi sumber daya atau kesempatan. Dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan, kita bisa mengurangi ketimpangan dan menciptakan lingkungan yang lebih etis.

5. Swadeshi (Kesederhanaan): Hidup Dengan Sederhana untuk Menghindari Keserakahan

Swadeshi adalah prinsip yang mengajarkan hidup sederhana dan menghindari ketergantungan pada barang-barang luar yang tidak perlu. Dalam konteks pencegahan korupsi, Swadeshi berarti menghindari keinginan berlebihan dan hidup dengan kesederhanaan, serta mengutamakan kesejahteraan masyarakat di atas keuntungan pribadi.

Praktik Swadeshi dalam Pencegahan Korupsi dan Pelanggaran Etik:

  • Menjaga Sikap Bersyukur: Dengan menjalani kehidupan yang sederhana, kita belajar untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dan menghindari keserakahan. Keserakahan adalah salah satu akar utama dari korupsi, dan dengan menumbuhkan rasa cukup, kita bisa menghindari perilaku yang merugikan orang lain.
  • Menghargai Nilai Lokal dan Masyarakat: Swadeshi juga berarti mengutamakan kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitar. Ini berarti tidak mengejar keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang banyak. Dalam dunia bisnis atau organisasi, kita perlu mengedepankan keberlanjutan dan kontribusi positif bagi masyarakat.

Kesimpulan

Dalam perjalanan hidup dan karir kita, prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi dapat menjadi pedoman yang sangat berharga dalam mencegah korupsi dan pelanggaran etik. Melalui Satya (Kebenaran), Ahimsa (Non-Kekerasan), Brahmacharya (Pengendalian Diri), Asteya (Tidak Mencuri), dan Swadeshi (Kesederhanaan), kita tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pribadi kita, tetapi juga menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun