Mohon tunggu...
Afriza Yohandi Putra
Afriza Yohandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43223110005 | Program Studi : Sarjana Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Integritas Sarjana dan Omptimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

17 Oktober 2024   21:24 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:24 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa dampak positif dari integritas bagi seorang sarjana antara lain:

  • Kepercayaan Diri dalam Karya Ilmiah: Seorang sarjana yang berintegritas memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam setiap hasil penelitian atau karya ilmiahnya karena yakin bahwa karya tersebut asli dan sesuai dengan standar etika. Kepercayaan diri ini mendorong inovasi dan kreativitas dalam menghasilkan karya baru yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia akademik.
  • Pengakuan dan Reputasi: Integritas adalah salah satu faktor yang menentukan pengakuan dan reputasi seorang sarjana dalam komunitas akademik. Sarjana yang menjunjung tinggi integritas akan diakui sebagai orang yang dapat dipercaya dan dihormati dalam dunia akademik, serta berpotensi mendapatkan lebih banyak kesempatan seperti kolaborasi penelitian, beasiswa, dan jabatan penting.
  • Kualitas Pendidikan dan Penelitian: Integritas akademik menjamin bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan hasil penelitian yang dihasilkan dapat diandalkan. Hal ini sangat penting dalam dunia pendidikan tinggi yang sangat bergantung pada kualitas ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari proses penelitian. Dengan menjaga integritas, sarjana memastikan bahwa setiap penemuan ilmiah atau hasil penelitian bersifat valid dan dapat diterapkan secara luas dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Menciptakan Lingkungan Akademik yang Sehat: Lingkungan akademik yang sehat dan produktif tercipta ketika semua pihak yang terlibat---baik mahasiswa, dosen, maupun peneliti---menjunjung tinggi integritas dalam setiap tindakan akademis mereka. Institusi yang memiliki budaya integritas yang kuat akan menghasilkan lulusan yang kompeten, etis, dan mampu bersaing di dunia kerja tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip moral mereka.

2. Konsekuensi dari Pelanggaran Integritas Akademik

Pelanggaran integritas akademik membawa konsekuensi yang sangat serius, baik bagi individu yang melakukannya maupun bagi institusi pendidikan. Di tingkat individu, sarjana yang melanggar integritas tidak hanya kehilangan kepercayaan dari kolega dan masyarakat ilmiah, tetapi juga dapat menghadapi sanksi akademik hingga konsekuensi hukum. Sementara itu, bagi institusi, reputasi yang tercoreng akibat pelanggaran integritas oleh mahasiswanya dapat berdampak pada kredibilitas institusi itu sendiri di mata publik.

Berikut adalah beberapa konsekuensi serius dari pelanggaran integritas akademik:

  • Sanksi Akademik: Di kebanyakan perguruan tinggi, pelanggaran integritas seperti plagiarisme, menyontek, atau manipulasi data akan berujung pada sanksi akademik yang serius, mulai dari penurunan nilai, diskualifikasi dari program studi, hingga pencabutan gelar. Sanksi ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kredibilitas dunia akademik serta memberikan efek jera bagi para pelaku.
  • Kehilangan Kesempatan Karir: Pelanggaran integritas tidak hanya berdampak pada kehidupan akademik, tetapi juga dapat merusak karir profesional. Misalnya, jika seorang mahasiswa terbukti melakukan plagiarisme atau penipuan akademik, hal ini akan tercatat dalam rekam jejaknya dan dapat menghalangi mereka mendapatkan pekerjaan di masa depan. Perusahaan atau lembaga penelitian umumnya sangat menghargai integritas, sehingga lulusan dengan rekam jejak yang bersih lebih disukai.
  • Hilangnya Kredibilitas Institusi: Pelanggaran integritas yang meluas di sebuah institusi pendidikan dapat merusak reputasi institusi tersebut di tingkat nasional maupun internasional. Reputasi yang buruk akibat pelanggaran integritas dapat menyebabkan turunnya minat calon mahasiswa untuk mendaftar di institusi tersebut, hingga hilangnya kerjasama dengan lembaga atau perusahaan besar yang awalnya mendukung program akademik atau penelitian.
  • Pengabaian terhadap Hak Kekayaan Intelektual: Salah satu bentuk pelanggaran integritas yang paling umum dalam dunia akademik adalah pelanggaran hak kekayaan intelektual, seperti plagiarisme. Ketika seorang sarjana mengambil atau menggunakan karya orang lain tanpa izin atau tanpa memberikan atribusi yang tepat, mereka melanggar hak intelektual orang tersebut. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pelanggaran hak cipta ini bisa dikenai sanksi hukum.

3. Urgensi Pengembangan Moralitas di Dunia Pendidikan Tinggi

Dalam dunia akademik, integritas tidak dapat dipisahkan dari perkembangan moral individu. Perkembangan moral sarjana akan menentukan bagaimana mereka memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai etika dalam kehidupan akademik dan profesional mereka. Di sinilah teori perkembangan moral Kohlberg menjadi sangat relevan.

Menurut Kohlberg, perkembangan moral bukan sekadar tentang mengetahui apa yang benar dan salah, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mengembangkan kapasitas untuk mengambil keputusan etis berdasarkan nilai-nilai moral yang lebih tinggi. Dengan kata lain, sarjana tidak hanya perlu diajari tentang aturan-aturan formal, tetapi juga dibimbing untuk memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip moral yang lebih mendasar.

Beberapa alasan mengapa pengembangan moralitas dalam pendidikan tinggi sangat mendesak adalah sebagai berikut:

  • Meningkatnya Kompleksitas Tantangan Etis: Di dunia yang semakin kompleks dan global, tantangan-tantangan etis yang dihadapi sarjana semakin beragam dan sering kali tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengikuti aturan formal. Misalnya, dalam dunia riset, seorang sarjana mungkin dihadapkan pada dilema etis terkait penggunaan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, yang dapat mempengaruhi privasi atau hak asasi manusia. Oleh karena itu, pendidikan moral yang menekankan pada prinsip-prinsip etika universal sangat diperlukan untuk membantu sarjana membuat keputusan yang tepat.
  • Pentingnya Peran Pemimpin yang Beretika: Lulusan pendidikan tinggi sering kali menjadi pemimpin di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, bisnis, dan penelitian. Peran pemimpin yang memiliki integritas moral sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan mempromosikan kesejahteraan umum. Tanpa landasan moral yang kuat, pemimpin bisa saja terjerumus pada praktik-praktik korupsi, manipulasi, atau penyalahgunaan kekuasaan. Oleh karena itu, pengembangan moralitas di tingkat pendidikan tinggi tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
  • Membangun Kesejahteraan Sosial: Pengembangan moralitas sarjana juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan sosial. Ketika individu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral yang kuat, mereka cenderung membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan diri mereka sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, sarjana yang memiliki moralitas yang tinggi akan mampu berkontribusi dalam memecahkan masalah sosial yang kompleks dan menciptakan perubahan yang positif di masyarakat.
  • Pengaruh Positif terhadap Generasi Mendatang: Pendidikan moral yang diberikan kepada mahasiswa tidak hanya berhenti pada diri mereka sendiri, tetapi juga akan berdampak pada generasi mendatang. Sarjana yang memahami pentingnya moralitas akan menjadi panutan bagi orang-orang di sekitar mereka, termasuk kolega, anak-anak, dan masyarakat luas. Dengan demikian, pengembangan moral yang dilakukan di dunia pendidikan tinggi akan membawa efek berantai yang positif bagi masa depan masyarakat dan bangsa.
  • Menghadapi Tekanan Eksternal dengan Etika: Di dunia akademik dan profesional, mahasiswa sering kali dihadapkan pada berbagai tekanan, seperti tekanan untuk menghasilkan hasil yang cepat, memperoleh dana penelitian, atau bersaing dengan rekan sejawat. Tanpa landasan moral yang kuat, tekanan-tekanan ini bisa menggoda individu untuk melakukan pelanggaran etika demi mencapai tujuan jangka pendek. Pengembangan moralitas melalui pendidikan dapat membantu sarjana menghadapi tekanan eksternal ini dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

HOW ?

Afriza
Afriza

Mengembangkan integritas sarjana dan mengoptimalkan perkembangan moral tidak dapat dilakukan hanya dengan memberikan aturan atau pedoman yang harus diikuti. Dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik, mencakup pembelajaran formal, pengalaman praktis, hingga pembinaan moral yang komprehensif di lingkungan akademik. Dalam konteks pendidikan tinggi, berbagai langkah dapat diambil untuk memaksimalkan integritas dan moralitas mahasiswa berdasarkan teori perkembangan moral Kohlberg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun