Perubahan perilaku juga bisa terjadi pada anak korban perceraian. Ada satu hal yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu ketidakmampuan anak dalam menjelaskan suasana hati yang tengah dialami dan merasa tidak memiliki seseorang untuk mencurahkan isi hati. Kemudian, anak memilih untuk menarik diri dan terbiasa sendiri.Â
Gangguan Mental
Setelah orang tua bercerai, anak mungkin akan kehilangan kasih sayang dan perhatian penuh dari salah satu orang tuanya. Selain itu, ada banyak perubahan lain yang juga harus dijalani, termasuk berpindah rumah atau sekolah.
Anak-anak dituntut untuk mulai beradaptasi lagi dengan lingkungan di tengah proses penerimaan bahwa orangtuanya tidak lagi bersama. Hal ini bisa membuat anak stres dan dalam jangka panjang bisa mengembangkan penyakit mental, seperti depresi atau gangguan kepribadian.
Penurunan Prestasi AkademikÂ
Jika sebelumnya anak adalah sosok yang ceria, pintar bergaul, dan unggul dalam belajar, hal ini bisa berubah setelah terjadi perceraian. Segala hal yang harus dilewati bisa membuat anak menjadi tidak fokus dalam belajar, malas, nakal, tidak termotivasi, bahkan sering bolos sekolah.Â
Kalau sudah begitu, penurunan prestasi akademik menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Apalagi jika orang tua atau orang dewasa di sekitar sibuk saling menyalahkan tanpa memperhatikan kondisi Si Kecil.Â
2. Sulitnya Penyesuaian Diri
Kehilangan pasangan karena kematian maupun perceraian menimbulkan masalah bagi pasangan itu sendiri. Hal ini lebih menyulitkan khususnya bagi wanita. Wanita yang diceraikan oleh suaminya akan mengalami kesepian yang mendalam. Bagi wanita yang bercerai, masalah sosial lebih sulit diatasi dibandingkan bagi pria yang bercerai. Karena wanita yang diceraikan cenderung dikucilkan dari kegiatan sosial, dan yang labih buruk lagi seringkali ditinggalkan oleh teman-teman lamanya. Namun jika pria yang diceraikan atau menduda akan mengalami kekacauan pola hidup
Beberapa individu, tidak pernah dapat menyesuaikan diri dengan perceraian. Individu itu bereaksi terhadap perceraiannya dengan mengalami depresi yang sangat dan kesedihan yang mendalam, bahkan dalam beberapa kasus, sampai pada taraf bunuh diri. Bagaimanapun, tidak semua pasangan yang bercerai mengakhirinya dengan permusuhan. Beberapa diantaranya masih tetap berteman dan memelihara hubungan dengan lain pihak melalui minat yang sama terhadap anak-anaknya.
Solusi mengatasi perceraian