Kebebasan berekspresi: Wiji Thukul dibungkam oleh rezim Orde Baru karena puisi-puisinya yang kritis terhadap pemerintah. Film ini menunjukkan bagaimana kebebasan berekspresi dapat dirampas dan pentingnya memperjuangkannya.
Keadilan sosial: Wiji Thukul berjuang untuk keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Film ini menunjukkan bagaimana ketidakadilan dapat terjadi dan pentingnya untuk melawannya.
Cinta dan pengorbanan: Sipon menunjukkan cinta dan pengorbanannya yang luar biasa untuk Wiji Thukul. Film ini menunjukkan bagaimana cinta dapat bertahan dalam situasi yang sulit.
Kehilangan dan trauma: Sipon harus hidup dengan kehilangan Wiji Thukul dan trauma penculikan suaminya. Film ini menunjukkan bagaimana kehilangan dan trauma dapat memengaruhi seseorang.
Kekuatan:
Film ini memiliki beberapa kekuatan, antara lain:
Akting yang memukau: Marissa Anita dan Donny Damara memberikan penampilan yang luar biasa dalam memerankan Wiji Thukul dan Sipon.
Sinematografi yang indah: Film ini memiliki sinematografi yang indah dan artistik, dengan penggunaan kamera statis dan pencahayaan natural yang berhasil menciptakan suasana yang mencekam dan penuh makna.
Soundtrack yang kuat: Soundtrack film ini diisi dengan puisi-puisi Wiji Thukul yang dibacakan dengan penuh penghayatan, menambah kekuatan emosional film.
Kelemahan:
Film ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: