Mohon tunggu...
Afriyanto Sikumbang
Afriyanto Sikumbang Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Belajar mensyukuri apa yang kita miliki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indahnya Berbagi Kebahagiaan Bersama JNE

30 Desember 2020   14:43 Diperbarui: 30 Desember 2020   15:00 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pakeeetttt...!." Suara lantang kurir JNE di depan pagar rumah kami kerap terdengar sejak beberapa waktu terakhir. Setiap kali mendengar teriakan itu, anak-anak saya berhamburan keluar untuk mengambil paket tersebut.

Kebiasaan membeli barang secara online sebenarnya sudah sering kami lakukan. Namun, intensitas pembelian secara online ini semakin tinggi sejak pandemi Covid-19,. Wajar, sebab sejak adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, praktis kami, terutama anak-anak tidak bisa lagi bebas keluar rumah untuk berbelanja. Terlebih sebagian besar toko dan pusat perbelanjaan juga tutup.

Ada perasaan bahagia, senang, dan puas terlihat di raut wajah anak-anak ketika mereka menerima paket dari Mas kurir JNE. Mereka bahagia karena masih bisa mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan tanpa harus keluar rumah. Berbagai macam barang, mulai dari sepatu, tas, baju, hingga alat elektronik sudah mereka beli secara online terutama melalui marketplace.

Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan saya juga. Sebagai orang tua, saya merasa telah memenuhi kewajiban dan tanggung jawab saya dalam berbagi dan memberi sesuatu kepada anak-anak saya. Rezeki yang saya peroleh dapat saya bagikan kepada anak dan istri saya sehingga membuat mereka bahagia. Bagi saya, esensi kebahagiaan itu adalah apabila kita dapat membahagiakan orang lain. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (KBBI Daring), bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Berbagi kebahagiaan juga saya rasakan ketika mengirimkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang baru saya perpanjang di Jakarta untuk sepeda motor yang dipakai anak saya kuliah di Bandung. Meski tidak bisa melihat secara langsung, saya bisa merasakan ekspresi kebahagiaan anak saya saat kami berkomunikasi melalui chatting via WA. "Terima kasih Pak. STNK-nya sudah aku terima. Sekarang aku bisa pakai motor lagi deh...," ujar anak saya itu.

Saya mempercayakan pengiriman STNK sepeda motor ke JNE, karena STNK termasuk barang berharga, dan mengirim melalui JNE ada jaminan asuransinya. Memang ada tambahan biaya asuransi, namun saya merasa lebih tenang karena terjamin.

Kebahagiaan akan semakin meningkat apabila kita tidak saja berbagi dan memberi, tapi juga bisa menyantuni sesama. Beberapa waktu lalu saya mengirimkan sejumlah buku untuk taman bacaan yang dikelola oleh teman saya. Dengan menggunakan jasa JNE, buku tersebut akhirnya terkirim ke taman bacaan tersebut. Dan buku-buku itupun ternyata sangat bermanfaat dalam mencerdaskan anak-anak jalanan yang diasuh oleh teman saya tersebut.

Saya membayangkan bagaimana gembiranya anak-anak jalanan tersebut membaca buku-buku yang saya sumbangkan tadi. Saya memang tidak bisa memberikan uang buat mereka. Namun ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam buku-buku tersebut sangat berharga dan tidak bisa dinilai dengan uang.

Berbisnis sambil bersedekah

Berbagi kebahagiaan tidak hanya berlaku untuk orang perorang saja, tapi juga bisa dilakukan oleh perusahaan besar sekelas PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau yang lebih dikenal dengan nama JNE. Diksi "kebahagiaan" menjadi elemen utama JNE dalam menjalankan roda usahanya. Itulah sebabnya mengapa merek dagang JNE menggunakan tagline "Connecting Happiness" yang bermakna menghubungkan kebahagiaan atau membagi kebahagiaan. Pun, di usianya yang ke-30 yang jatuh pada tahun 2020 ini, JNE mengambil tema ultah "JNE 3 Dekade Bahagia Bersama".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun