Mohon tunggu...
Afriyanto Sikumbang
Afriyanto Sikumbang Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Belajar mensyukuri apa yang kita miliki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibuku, Sosok Teladan yang Luar Biasa

6 Desember 2020   18:32 Diperbarui: 6 Desember 2020   18:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu juga mengajarkan kepada kami mengenai pentingnya kejujuran, integritas, setia kawan, rendah hati, dan menghargai sesama.

Yang lebih mengesankan adalah ketika ada kerja bakti di lingkungan RT. Pagi-pagi sekali ibu sudah membangunkan kami. "Hei, bangun-bangun, ayo kerja bakti. Pak RT sudah nunggu tuh...," teriak ibu.

Ibu tidak akan keluar dari kamar sebelum kami benar-benar beranjak dari tempat tidur lalu cuci muka, dan membawa peralatan (cangkul, golok, sapu lidi, dan lain-lain) lalu berbaur dengan warga. Setelah kami sudah di luar rumah, barulah ibu ke dapur membuat gorengan dan kopi untuk orang-orang yang kerja bakti tadi.

Pada saat ibu wafat tahun 2015, begitu banyak tetangga, famili dan handai taulan yang datang melayat. Saat ibu selesai di-shalatkan di masjid, dan sebelum jenazah diangkut ke dalam ambulans, pak ustadz Ahfaz memberikan sedikit tauziah kepada jamaah. Dalam tauziahnya, pak ustadz mengatakan "Ibu Naimah adalah sosok ibu teladan. Dalam keadaan sakit pun, beliau masih menyempatkan diri datang ke pengajian. Bahkan, kalau pun harus merangkak untuk datang, beliau pasti akan merangkak demi bisa ikut pengajian," ujar pak ustadz sambil tarbata-bata.

Mewarisi Keteladanan

Lima tahun sudah ibu meninggalkan kami. Tidak banyak harta dan benda yang bisa diwariskan kepada kami. Yang bisa diwariskan hanyalah suri teladannya yang begitu merasuk ke hati sanubari kami. Pendidikan karakter yang ditanamkan ibu telah mengajarkan kami tentang arti kehidupan. Ibu adalah jiwa ragaku. Ibu tidak hanya sebagai guru, tapi juga menjadi pahlawanku.

Kami tak akan bisa membalas semua perjuangan dan pengorbanan ibu sejak beliau mengandung, melahirkan, merawat hingga membesarkan kami. Hanya doa tulus yang dapat kami panjatkan kepada Allah SWT, semoga Mama diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya, dan bisa bertemu kembali dengan Papa di Surga. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun