Misi ke-6 dari LPP TVRI berbunyi: Mengoptimalkan pemanfaatan aset, meningkatkan pendapatan siaran iklan, dan usaha lain terkait penyelenggaraan penyiaran, serta pengembangan bisnis sesuai peraturan perundang-undangan.
Dari misi tersebut jelas terlihat bahwa TVRI harus mencari uang dan mengembangkan bisnis. Dari mana dapat uangnya? Ya dari iklan. Bagaimana cara mendapatkan iklan? Ya dengan menghadirkan program yang berkualitas dan jangkauan siaran yang luas.
Jadi kalau Dewas TVRI bilang bahwa TVRI berbeda dengan TV swasta, itu adalah pernyataan yang keliru. TVRI dan TV swasta sudah menjadi media massa umum yang saling bersaing satu sama lainnya.
Program Discovery Channel dan Liga Inggris adalah beberapa program unggulan TVRI yang diharapkan dapat menarik minat pemasang iklan. Sampai di sini Direksi TVRI sudah jeli dalam melihat peluang bisnis. Kita tahu bahwa Liga Inggris adalah tontonan yang sangat menarik dan ditunggu-tunggu pemirsa di seluruh Nusantara. Nantinya tentu akan banyak spot iklan yang masuk di program primetime ini. Dari sisi kinerja, apa yang dilakukan oleh jajaran Direksi TVRI sepertinya sudah cukup bagus.
Semua stasiun televisi pasti rebutan untuk mendapat hak siar Liga Inggris ini. Berhubung yang mendapatkan hak siar adalah TVRI, maka televisi swasta jadi iri, cemburu dan gigit jari. Televisi swasta kecewa dengan Helmy Yahya karena telah berhasil memboyong Liga Inggris ke Senayan, tempat di mana TVRI bermarkas.
Yang namanya orang kecewa, tentu dia tidak rela orang yang mengecewakan dia bisa duduk berlama-lama di pucuk kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H