Mohon tunggu...
AFRITA NINGSIH
AFRITA NINGSIH Mohon Tunggu... -

suka membaca buku, menulis novel, pernah ikut lomba menulis novel.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CINTA DUA IDENTITAS

25 Maret 2015   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Hai juga, namaku Josie. Senang berkenalan denganmu lagi.” Kataku menjabat tangannya.

“Maaf, Jos. Aku telah mengecewakanmu, tapi bukan maksudku untuk melakukannya. Hanya saja waktu itu aku belum bisa memberitahukan padamu bahwa aku sedang dalam pengobatan. Aku gay Jos, Aku suka saat kamu masih berwujud laki-laki. Setelah tahu kamu perempuan, aku kecewa. Aku tidak tahu harus gimana lagi, aku mencintaimu Jos. Tapi tidak berani menyatakannya karena di Indonesia hal itu dianggap tabu. Selama 2 tahun ini aku berusaha untuk tidak percaya kalau aku ini gay. Sampai suatu hari aku terjebak pergaulan orang-orang gay, dan menjalin hubungan dengan orang yang bernama Tommy. Awalnya aku nyaman, tapi setelah ketemu kamu di Inggris aku ingin sembuh dan kembali padamu. Aku menjalani pengobatan selama 2 tahun, dan kembali kesini untuk menjelaskan semuanya padamu. Aku hanya bisa berharap, semua terserah padamu, Jos.

“Aku tidak tahu kalau kamu seperti ini, maaf telah berprasangka buruk padamu. Aku masih mencintaimu James, setelah banyak yang kita lalui bersama. Kamu masih tidak mempercayaiku? Aku akan menerimamu apa adanya. Karena ulahmu aku sempat berpikir untuk kembali ke wujudku semula agar bisa bersamamu. Aku menyesal tidak bisa bersamamu dengan wujud perempuan. Aku sadar bahwa untuk sampai ke wujudku yang sekarang, aku banyak berkorban. Jadi, aku memutuskan untuk tetap ke wujudku yang sekarang dan mencintaimu dalam hati. Tapi setelah tahu kamu melakukan semua itu hanya untukku, rasanya tidak adil kalau aku tidak membalasnya. Tapi aku ingin kita langsung menikah.

“Baiklah, aku akan melamarmu secepatnya.” Katanya dengan perasaan tulus.

Aku yang penasaran, bertanya pada James tentang Oline dan bagaimana keadaannya sekarang. James tidak tertarik pada Oline, ia hanya memastikan kalau ia tidak gay dengan cara memacarinya. Ia tidak merasakan apa-apa, sampai harus memeriksakan diri ke psikiater. Tidak ada bukti yang menyatakan ia gay, Tapi ia meyakininya karena mencintaiku yang seorang laki-laki. Ia berpikir tidak akan merubah itu dengan pergi ke India dan menyatakan cintanya padaku. Tapi Ibu mengirimnya email dan memberitahukan semuanya bahwa aku perempuan. Setelah tahu dan memastikan sendiri di Inggris, ia bertekad untuk sembuh.

Rencana pernikahanku sebentar lagi, aku dan Ibu sibuk mempersiapkannya. James ke Amerika, untuk memberitahukan keluarganya tentang rencana ini. Ia bermaksud mengajak semua keluarganya, aku senang keluarga James mau manerimaku jadi menantunya. Rasa khawatir sempat melanda saat James memberitahukan keluarganya tentang identitasku. Sebelum berubah, mereka mengenalku sebagai laki-laki. Dua hari menjelang pernikahan perasaan gugup dan tidak percaya sudah aku rasakan. Pertama kali jatuh cinta dan menikah dengan orang yang sama adalah hal yang aku inginkan selain motor gede. Motor gede yang diberikan Grace padaku sudah aku sumbangkan pada sepupuku Nathan, setelah mengetahuinya Grace tidak keberatan. Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang, setelah menikah aku memutuskan honey moon di New York~tempat kelahiran James dan menetap disana. Kehidupanku bertambah bahagia setelah melahirkan putra pertama yang kembar. Ayah yang senang langsung terbang ke New York untuk memastikannya. Beliau berjanji akan menjaga cucunya dengan baik dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya jika cucunya itu perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun