BAGI awak kabin Muslim, salah satu tantangan ketika menginap di luar negeri adalah perkara makanan. Mendapatkan makanan halal di negara-negara dengan Islam sebagai agama minoritas kadang menjadi persoalan yang cukup pelik.
Sebenarnya di setiap negara yang menjadi tujuan penerbangan Garuda Indonesia, kru Muslim sudah mempunyai langganan tempat makan yang halal, yang biasanya terletak tak jauh dari hotel tempat menginap.Â
Namun begitu keluar dan memutuskan berjalan-jalan agak jauh dari hotel, mencari tempat yang menyajikan makanan halal terkadang butuh perjuangan. Apalagi jika Anda belum terlalu familiar dengan kota tersebut.
Di Shanghai misalnya, tempat makan halal yang menjadi rekomendasi kru-kru senior adalah sebuah kedai mungil milik Muslim Uighur yang terletak tak jauh dari Nanjing Road.Â
Para pekerja di kedai ini semuanya laki-laki, dan mereka memiliki selera humor yang lumayan bagus, terlebih di tengah komunitas Cina yang terkesan kaku.
 Selain selalu menyapa perempuan berkerudung dengan 'Fatimah', sembari melayani pembeli, mereka juga suka menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa mereka dengan nada jenaka.
Meski juga menyediakan sate ayam, namun yang menjadi primadona di kedai ini adalah  sate domba. Sate daging domba dengan potongan lumayan besar disusun di atas bara, yang sesekali diolesi dengan bumbu entah apa. Pemandangan yang sangat menggiurkan, meski saya tidak begitu menyukai daging domba.Â
Pertama kali menjajal makanan di kedai ini, saya memesan tiga tusuk sate ayam dengan bumbu pedas. Seperti halnya sate domba, potongan daging ayam yang ditusuk dengan bilah bambu ini ukuranya juga cukup gigantik. Jadi, tiga tusuk sate yang dimakan bersama setangkup roti bundar hangat telah cukup membuat perut kenyang.
Suatu kali, sepulang dari The Bund -- tempat di mana Anda bisa berfoto dengan latar belakang Oriental Pearl Tower yang cantik itu -- perut memberontak minta makan.Â
Di kawasan The Bund, saya memang tak sempat menemukan kedai yang menjual makanan halal, selain makanan ringan pengganjal perut. Meski rasa lapar sudah muncul sejak tadi, namun saya menguatkan diri untuk tidak jajan sembarangan di sini.Â
Kalau waktu memungkinan, tempat yang menjual makanan halal di sekitar The Bund tentu bisa ditemukan dengan bantuan mesin pencari di telepon pintar.Â