Namun, aku tetap mengirimkannya sebagai bentuk penghargaan atas karyanya yang secara tidak langsung andil dalam proses belajarku. Berikut contoh sederhananya, ketika aku semester pertama di jurusan Magister Ilmu Susastra.
Bisa dilihat bahwa isi pesannya pun sangat sederhana, kan? Iya, memang sederhana. Hal serupa juga saya kirimkan pada grup musik Tashoora sebagaimana berikut,
Bukan bermaksud menggurui atau menunjukkan bahwa aku ini sudah paling beretika, ya? Kita semua sama-sama belajar dan menurutku, hal yang nampak sederhana begini layak untuk diterapkan.Â
Bukan untuk mencari perhatian, namun belajar menghargai serta mengapresiasi para pencipta karya dan tentu saja, meningkatkan integritas kita sebagai civitas akademika yang sudah seharusnya paham dengan konsep penghargaan karya intelektual.
Jadi, untuk siapapun yang membaca tulisan ini, semoga kian semangat dalam berproses di bidang akademik maupun bidang yang lain. Sebab, apapun bidangnya, pondasi terbaik dari cara bersikap kita adalah dengan memahami proses penghargaan terhadap segala sesuatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H