Mohon tunggu...
Humaniora

Kritik Leksikologi terhadap Al-Qur'an: Kajian atas Pemikiran James A. Bellamy

14 Juni 2017   12:04 Diperbarui: 14 Juni 2017   12:46 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

" Classicits divide the process of textual criticsm into three phases: recension, examination and emendation. Recension is the establishment of a                                plemininary text, one examines it to determine whether it is the best possible text and where it is not, one tries to emend."[9]

Kritik teks dimulai dengan mengumpulkan manuskrip-manuskrip yang berkualitas (recension),dikoreksi dan dipilih naskah terbaik dan kemudian diperbaiki.

Bellamy mengakui menemukan fakta sejarah yang menyatakan bahwa muslim generasi awal juga memiliki kecurigaan terhadap penulisan dan penyalinan al-Qur'an yang menyebabkan ada kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang besar.setelah selesai penulisan lalu mengatakan: "don't correct them for the Bedouin Arabs will correct them with their thongues",sebagaimana hal ini dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib yang pada awalnya ingin mengganti ayat wa thalhin mandud dengan wa tal'in mandud, tetapi pada akhirnya ia menghapuskan keinginannya untuk mengubah nash yang telah ditulis tersebut.[10]

Di antara contoh kesalahan penulisan pada suatu kata yang Bellamy kemukakan adalah :

  • Kata   (fuel : bahan bakar) dalam QS. Al-Anbiya' ayat 98. Kata ini dinilai rancu. Yang benar adalah dibaca , karena kata tersebut lebih tepat digunakan untuk menyebut bahan bakar neraka sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Jinn ayat 15. Dalam hal ini, terjadi kesalahan dalam melakukan penyalinan dari menjadi .
  • Kata   ( time: waktu) yang disebutkan dalam QS. Hud ayat 8 dan QS. Yusuf ayat 45 dinilai salah. Seharusnya kata tersebut dibaca dengan kata karena kata amad yang berarti waktu dipakai empat kali dalam QS. Ali Imran ayat 30, al-Kahfi ayat 12, al-Hadid ayat 16 dan QS. Al-Jin ayat 25.
  • Kata ( fodder : makanan hewan dan  pasturage: rerumputan) dalam QS. 'Abasa ayat 31. Kata ini dinilai salah penyalinan dari sebuah kata yang berarti biji.

Ada beberapa petunjuk dari Bellamy atas kecurigaannya, diantaranya adalah: (1) jika kata-kata dalam al-Qur'an  terdapat hal yang tidak masuk akal, terutama jika dibaca ayat-ayat di sekitarnya secara keseluruhan, (2) para mufassirsaling berbeda pendapat tentang makna dari suatu kata , (3) jika ada kata yang ditransmisikan dalam form yang beragam dan kontradiksi antara satu dengan yang lain, (4) secara leksikografis, kata tersebut asing dan tidak dikenal dalam tradisi Makkah maupun Madinah. Bellamy tidak merumuskan langkah-langkah metodologis tertentu untuk memperbaiki kata-kata yang menurutnya salah. Tetapi ia hanya mensyaratkan bahwa perubahan yang dilakukan harus masuk akal, lebih baik dari sebelumnya, sesuai dengan gaya bahasa al-Qur'an dan bisa dijustifikasi secara' paleografis'.[11]

Kesimpulan
Melihat para orientalis yang memiliki  kecenderungan yang berbeda-beda dalam mengkaji al-Qur'an, kritik sastra terhadap al-Qur'an  ini menjadi salah satu kecenderungan orientalis di era modern ini. Mulai banyak yang menggeluti kajian kritik teks ini, tidak hanya berputar pada kritik historis yang berbicara tentang keotentikan al-Qur'an. Salah satu tokoh yang fokus terhadap kajian kritik teks ini adalah James A. Bellamy. Ia menawarkan tiga tahap sederhana dalam melakukan kritik teks yaitu recension ( mengumpulkan manuskrip-manuskrip yang berkualitas), examination ( memilih naskah terbaik) serta perbaikan. Dalam melakukan perbaikan, salah satu yang ia lakukan adalah kritik leksikologi dengan melihat kesalahan-kesalahan maupun kekeliruan penyalinan sehingga tidak sesuai dengan makna yang diharapkan oleh al-Qur'an.


DAFTAR PUSTAKA
Arif, Syamsuddin . Orientalis & Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press. 2008.
Bellamy, James A. "Textual Cricticsm " dalam Encyclopedia of  The Qur'an . Leiden: E.J. Brill.
             2001-2006.

Esack, Farid. Samudera al-Qur'an. Yogyakarta : Diva Press. 2007.
F.F. Bruce, MA, "Textual Crictism". The Cristian Graduate 6.4 ( Desember) 1953.
Hanafi, A. Orientalisme Ditinjau  Menurut Kacamata Agama (Qur'an dan Hadis). Jakarta :
             Pustaka al-Husna. 1981.
Karim, Abdul. "Pemikiran Orientalis terhadap Kajian Tafsir Hadis". Ad-Din. Vol.7. No.2.
             Agustus 2013.
Qadafi, Mu'ammar Zayn. "Kritik Sastra al-Qur'an  James A. Bellamy".  Jurnal Hermenia.
             Vol.14. No.1. 2014.

[1] Farid Esack, Samudera al-Qur'an, ( Yogyakarta : Diva Press, 2007), hlm.13-33.

[2] A.Hanafi, Orientalisme Ditinjau  Menurut Kacamata Agama (Qur'an dan Hadis), ( Jakarta : Pustaka al-Husna, 1981), hlm.18.

[3] Syamsuddin Arif, Orientalis & Diabolisme Pemikiran, (Jakarta: Gema Insani Press,2008), hlm.6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun