Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Desa Bangkit, Belajar dari Desa Ponggok

27 April 2018   22:08 Diperbarui: 28 April 2018   17:15 6551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Sebenarnya tidak ada yang istimewa di desa Ponggok. Entah mengapa desa ini begitu viral dan mendadak terkenal. Ditambah lagi, Sri Mulyani ekonom dunia mau ber sefli dengan kepala Desa Ponggok.

Desa ini berada di kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan termasuk desa tertinggal, miskin, pengangguran, dan rentenir hampir setiap hari. Bank keliling bukan memperbaiki ekonomi rakyat justru malah menambah kemiskinan di desa itu.

Pada tahun 2006 pemilihan Kepala Desa  (Kades) terpilih Bapak Junaedhi Mulyono menjadi Kades dan dalam janjinya kepada masyarakat Desa Ponggok dia bersumpah akan totalitas mengabdi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di desa agar maju dan sejahtera.

Sesuai janjinya, Junaedhi mulai melakukan kunjung ke masyarakat dan mengajak mereka menceritakan berbagai masalah desa. Berdasarkan temuan bersama masyarakat Desa Ponggok. Junaedhi langsung menyurati LPPM UGM untuk memohon dikirim mahasiswa KKN tematik. Tidak berapa lama, langsung dijawab oleh pihak UGM dengan skema mengirim 3 gelombang penelitian untuk mahasiswa.

Gelombang pertama. Gerakan dan tugas mahasiswa KKN pertama fokus mendata kemiskinan dan pengangguran. Pada tahap ini semua mahasiswa mencari data yang berkaitan penyebab kemiskinan dan pengangguran, serta apa harapan bagi pengembangan desa.

Gelombang kedua. Mahasiswa yang diutus untuk KKN gelombang kedua ini mahasiswa mulai mendata potensi desa. Apapun yang ada di desa semua di data baik berupa barang bergerak maupun tidak, bahkan setiap orang di desa semua di data dengan tujuan untuk melihat besarnya potensi daerah ini.

Gelombang ketiga. Mahasiswa pada KKN gelombang ke 3 ini bertujuan memetakan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang bisa menjadi andalan dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat Desa Pondok.

Berdasarkan kegiatan mahasiswa tersebut yang menggunakan dengan database yang lengkap Junaedhi mulai bergerak untuk membangun  Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berpotensi pariwisata air di desa tersebut. Akhirnya, dari apa yang dilakukan pihak UGM bersama mahasiswanya kini benar-benar digarap pariwisata air secara optimal. Perikanan dan Pertanian dikawal dengan baik. Akhirnya, para wisatawan mulai berdatangan.

Menurut Junaedhi, besaran dana desa yang diterima pada tahun 2017 sebesar Rp 800 juta. Sehingga dana tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan BUMDes dan pembangunan infrastruktur desa. Objek wisata Umbul Ponggok ini merupakan salah satu realisasi pengelolaan dana desa tersebut.

Berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Junaedhi memperoleh apresiasi dari Sri Mulyani seorang ekonom dunia dan juga Menteri Keuangan RI terkait keberhasilan Junaedhi dalam pengelolaan dana desa yang selama ini dilakukan oleh Desa Ponggok. Dalam bincang-bincangnya dengan Kepala Desa Ponggok, Sri Mulyani bertanya soal besaran dana desa yang diterima dan pemanfaatannya.

"Dana desa (yang kami terima) pada 2015 Rp 300 juta sekian, kemudian Rp 600 juta, sekarang Rp 800 juta. Jumlah penduduk 2.300 orang, 700 kepala keluarga. Mimpinya mengembangkan holding yang ada di BUMDES. Kami di situ terpecah antara Desa dan BUMDes. Kalau di desa nanti fokus di pelayanan," jelas Junaedhi.

Hari ini pendapatan Desa Ponggok sudah puluhan milyar ( 2016 = 10 M , 2017=12 M). Tiap keluarga berani investasikan uangnya 5 juta per keluarga wajib investasi. Keuntungan yang diperoleh per bulan bisa mencapai 10%.

Berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Junaedhi Sri Mulyani mengapresiasi pengelolaan dana desa yang selama ini dilakukan oleh Desa Ponggok. Menurut dia, ini merupakan salah satu contoh keberhasilan desa dalam mengelola dana desa yang dikucurkan pemerintah.

"Ini akan meningkatkan aset produktif dari masyarakat di sini. Ini tentu luar biasa, kita akan lihat sebagai contoh yang berhasil, karena kita lihat komitmen dari pimpinan dan masyarakatnya. Dan juga lingkungannya yang selalu dijaga baik. Sekarang tiap desa mendapatkan anggaran dari pemerintah. Kalau Ponggok bisa yang lain harusnya juga bisa," tandas Sri Mulyani.

Objek wisata ini mulai terkenal setelah sejumlah orang mengunggah fotonya di umbul Ponggok melalui media sosial. Menurut Sri Mulyani Junaedhi ini kelapa desa yang hebat. Mana ponsel saya? Supaya saya bisa selfie dengan kepala desanya," ujar dia di lokasi Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/8/2017).

Kedatangan Sri Mulyani ini langsung disambut oleh Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono.Sri Mulyani pun ikut ikutan gatel berselfi dengan Pak Kades yang senyumnya bikin warga jadi adem. Bahkan, sebelum berbincang-bincang, Sri Mulyani sempat mengajak kepala desa tersebut berswafoto (selfie) dengan ponselnya.

Berkat kepiawaian Junaedhi saat ini telah dikembangkan menjadi desa wisata air, mengingat Desa Ponggok memiliki potensi air yang melimpah. Ponggok terus bergerak maju, meskipun pimpinan daerah terus kisruh, Junaedhi menyatuni semua lansia yang ada di desa. Junaedhi mewajibkan setiap satu rumah wajib mencetak satu sarjana dengan bantuan dari kas Desa. Keren sugguh luar biasa perjalanan kebangkitan Desa Ponggok?.(*)

Yang begini seharusnya diviralkan!

Salam Desa Bangkit, Petani Sejahtera!

Afriantoni

(Refleksi untuk Kebangkitan Desa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun