Mohon tunggu...
afriana setiawan
afriana setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Ans - Writer and Author

Perjalanan panjang sebagai single mom selama lebih dari dua belas tahun, terlalu berharga untuk disimpan sendiri. Semua akan saya bagi sebagai penguat bagi hati lain yang sedang rapuh dan pengingat bagi hati lain yang sedang bahagia penuh bunga

Selanjutnya

Tutup

Love

Keuangan Yang Terbiasa Bergantung Pada Suami

26 September 2021   17:16 Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:35 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpisahan yang secara emosi menghantam semakin membuat pikiran sulit untuk ditata. Betul memang, bagi kebanyakan pasangan begitulah seharusnya rumah tangga. 

Istri tanggung jawab suami dan suami semampu mungkin berusaha memenuhi tanggung jawab tersebut. Namun ketika akhirnya perceraian menjadi pilihan  maka penting sekali untuk seorang wanita menyadari bahwa itu artinya dia harus berusaha memampukan dirinya sendiri. 

Untuk segera beranjak dari sebuah ketergantungan menjadi mandiri seutuhnya. Bahkan dalam beberapa hal wanita diminta untuk lebih kuat dari sebelumnya. Karena selain tanggung jawab akan dirinya sendiri juga tanggung jawab secara keuangan bagi anak - anaknya dari sebuah pernikahan.

Berdasar pengalaman beberapa teman yang mengalami proses ini, keterpaksaan adalah kunci untuk segera berdiri. Karena tidak adanya support keuangan dari mantan suami maka wanita harus segera berproses untuk mendapatkan uang. Tentu melihat anak - anak yang kelaparan bukan pemandangan yang diinginkan.

Di masa sekarang terutama setelah pandemi melanda, saya melihat beberapa ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan tanpa perlu keluar rumah dalam waktu lama. 

Tersedianya pekerjaan - pekerjaan yang bisa dilakukan secara online juga menjadi sebuah pilihan. Dan wanita dengan penghasilan tambahan ini lebih mudah menerima keadaan ketika perceraian terjadi. Mereka telah memiliki 'kendaraan' dan hanya tinggal menambah kecepatan.

Satu hal yang tertinggal dari pengalaman akan perceraian adalah akhirnya seorang wanita bisa melihat dimana kekuatan maksimal dirinya. Ketika dipaksa untuk berjalan tanpa kehadiran seorang pria yang selama ini menjadi sumber ketergantungannya. 

Disitulah seringkali wanita bisa melihat potensi dirinya yang selama ini tidak pernah mereka pikirkan.

Sekali lagi, perjalanan dan kecepatan tidaklah sama dalam berproses dan berdaya. Namun menjadi wanita yang bisa dan bersedia bangkit dari sebuah kejatuhan adalah pilihan terindah untuk perjalanan ke depan.

BOGOR, INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun