Kedua, pelemahan ekonomi global juga berdampak ke sektor perdagangan. Hal ini kemudian berimbas kepada merosotnya penerimaan PPN impor.
"Tak ayal, kinerja penerimaan PPN juga tertekan dengan realisasi yang hanya 81,3 persen," katanya.
Ketiga, Yustinus juga menyoroti banyaknya insentif pajak yang diberikan pemerintah, seperti hal nya tax holiday, tax allowance, kenaikan PTKP, kenaikan threshold hunian mewah, dan restitusi dipercepat.
"Keempat, pemanfaatan data dan informasi yang belum optimal," katanya.
Kelima yakni akibat tahun politik. Menurut Yustinus pada semester pertama tahun lalu, pemerintah tidak bisa melakukan penindakan secara tegas terhadap beberapa pihak untuk menghindari kegaduhan di masyarakat.
"Tahun politik yang memaksa dilakukannya moratorium tindak lanjut data/informasi dan tertundanya pemungutan pajak beberapa sektor, seperti e-commerce," ucap dia.
Gotong royong membantu pemerintah membangun Indonesia.
Untuk sebab itulah, ketika sudah mengetahui penyebabnya kita harus lebih memiliki cara tambahan agar bisa berperan aktif dalam bergotong royong kita bisa lebih memaksimalkan hal-hal tersebut dengan lebih harga komoditas, cepat tanggapnya dalam memberikan informasi, dan percepatan langkah untuk menindaklanjuti, yang bisa menjadi kemungkinan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik untuk Indonesia. Jika semua aspek bergerak dengan tujuan yang sama dan dengan keinginan yang sama untuk pembangunan Indonesia. Bukan mustahil jika Indonesia bisa menjadi negara maju. (AFW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H