Di dalam literatur kajian strategis secara garis besar, gray zone dapat dipahami sebagai "wilayah operasi di antara perang dan damai" di mana tujuan strategis dipenuhi melalui penggunaan komponen-komponen yang tidak memicu respons militer.Â
Berbeda dengan konflik dalam konteks konvensional, operasi daerah abu-abu memiliki karakteristik seperti bertahap (gradual), revisionis, ambigu, dan cenderung menggunakan alat-alat atau upaya yang non-konvensional, dan tidak selalu melibatkan unjuk kekuatan militer. Negara-negara revisionis, seperti Rusia dan Tiongkok, dianggap menggunakan operasi daerah abu-abu untuk mencapai kepentingan nasional tanpa perlu mengganggu status quo sisteminternasional. Strategi Gray Zone Operation ini bertentangan dengan hukum Humaniter.Â
Tiongkok melalui penggunaan komponen non-militer dan paramiliter sedang mengembangkan keterampilan beroperasi di daerah abu-abu. Perkembangan ini ditunjukkan dengan penggunaan nelayan sipil. pada 17 Juni 2016, sebuah kapal Angkatan Laut bernama KRI Imam Bonjol, menghadapi tujuh kapal nelayan dan dua kapal coast guard di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Dari pertemuan kedua presiden ini didapatkan hasil bahwa keduanya sepakat menghindari konflik, Presiden Amerika Joe Biden juga menyampaikan ia akan memprioritaskan stabilitas tatanan global, termasuk nilai-nilai keadilan universal seperti hak asasi manusia serta kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, ia juga mengutuk penggunaan senjata Nuklir, selain itu Biden cukup yakin China tidak akan menempuh jalan konflik untuk menyelesaikan masalah, hal ini disambut baik oleh Presiden China XI Jinping yang mengatakan penyelesaian setiap perbedaan haruslah tanpa konflik serta hubungan antara China dan Amereika harus disikapi dengan tepat karna akan berdampak bagi rakyat dan dunia.
VIII. KesimpulanÂ
Kita harus terus memperhatikan dinamika geomaritim dan geopilitik dunia karena hal ini akan menjadi tantangan indonesia dimasa yang akan datang sehingga kita akan siap dengan perubahan dan dapat mengatasi tantangan tersebut demi keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H