Mohon tunggu...
Afni Handayani
Afni Handayani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perempuan Penepuk Debu

6 Juni 2020   18:47 Diperbarui: 6 Juni 2020   18:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan orang tua kepada anak perempuan biasanya hampir seragam "jadilah istri yang baik, agar nanti disayang suami" tapi apakah anak laki-laki akan diajarkan hal yang sama? 

Semua akan terasa ketika ada perempuan lain mulai menyusup dan bergerilya di dalam pernikahan. Bahwa ada perasaan sia-sia terhadap apa yag dilakukan selama ini, terasa sia-sia baju wangi dan rapi, makanan enak, penampilan paripurna dengan alis maha cetar itu.

Ketika tersadar ada godam amarah yang siap untuk menghantam sang perempuan. Tanpa mau dan bisa mengevaluasi diri sendiri. Pelakor adalah perempuan tercela yang tiada ampun, apakah adil dengan sebutan itu? 

Bagaimanapun merebut kebahagiaan orang adalah hal yang paling rendah, tapi jika dirunut lagi, kebahagiaan siapakah yang direnggut? apakah selama ini ada kebahagiaan di dalam rumah dan hati pasangan kita? ah terlalu banyak pertanyaan yang entah apa jawabannya. 

Wahai temanku para perempuan, jangan biarkan bidukmu karam hanya karena tebalnya debu yang ada didalamnya. Aku yakin engkau tidak dan belum siap jika ada perempuan lain yang berhasil menepuk debu dalam bidukmu.

Jika iya perempuan penebuk debu terlanjur ada, jadikan dia sebagai sebaik-baiknya cermin diri, perbaiki letaknya sehingga terpantul keindahan dirimu yang sesungguhnya. Pengkhianatan bukan tentang salah benar, tetapi tentang harga diri dan perasaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun