Setelah melakukan konfirmasi, guru sebagai wali kelas menawarkan restitusi atas pelanggaran keyakinan kelas yang telah terjadi.
Setelah menerima restitusi, kemudian siswa secara bersamaan mencari solusi dan berani minta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan atas keyakinan kelas yang tidak terlaksana.
Setelah menyelesaikan masalah melalui restitusi, kesimpulan yang bisa diambil yaitu, dalam restitusi yang dilakukan terkandung sikap saling memaafkan yang merupakan salah satu profil pelajar pancasila yaitu "Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia". Selain itu juga mengajarkan anak berfikir kreatif mencari solusi terbaik dan akan melaksanakan keyakinan kelas yang telah dibuat.Â
Refleksi dari implementasi restitusi di SD Negeri 1 Nglampir yaitu, mengadakan kegiatan team building untuk mengembalikan murid kepada temannya. Kegiatan team building yang sesuai dengan kondisi psikologis dan karakter anak bisa digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan mewujudkan budaya positif di sekolah. Karena dalam kegiatan team building tersebut banyak terkandung nilai dan karakter positif diantaranya : rasa saling membutuhkan, gotong royong, kegigihan berusaha, kerjasama sampai pada bernalar kritis dan kreatif. Setelah rangkaian kegiatan tersebut maka murid terlihat ceria, dan lebih kompak dalam melaksanakan keyakinan kelas.
Rangkaian kegiatan restitusi ini secara lengkap bisa dilihat dalam video pada link berikut : https://tinyurl.com/Aksi-Nyata-Restitusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H