Arus pendapatan merupakan bagian dari langkah strategis manajemen dalam menjalankan perusahaan dengan tata kelola yang baik. Metode pengelolaan bisnis yang optimal dapat memudahkan dalam mencari investor jika perusahaan membutuhkan dana tambahan. Arus pendapatan juga merupakan leverage keuangan perusahaan karena investor lebih tertarik berinvestasi pada perusahaan yang dapat memberikan aliran dana yang baik.
2. Lebih Aman dalam Menjalankan BisnisÂ
Dengan penerapannya yang optimal akan membuat bisnis berjalan dengan aman dan berkelanjutan. Hal lain karena perusahaan memiliki aliran dana dari beberapa sumber pendapatan sehingga kinerja keuangan perusahaan baik. Pemilik usaha atau pengelola perusahaan juga cenderung tidak ceroboh dalam menentukan kebijakan seperti menyewakan atau menjual aset, pemberian izin dan lain sebagainya.
3. Bisa Menjadi Strategi dalam Mengembangkan BisnisÂ
Aliran pendapatan juga dapat menjadi strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya. Tujuan utama aliran dana adalah untuk mendapatkan sumber pendanaan yang berkelanjutan untuk ekspansi sekaligus menghadapi dinamika yang terjadi di dunia usaha. Dorongan yang kuat untuk menghasilkan pendapatan dari sumber lain akan memungkinkan berbagai divisi di dalam perusahaan untuk mengembangkan strategi bisnis yang tepat dengan menggunakan aset yang ada.
•Perbedaan Revenue dengan Income
1.Berdasarkan sumbernyaÂ
Nilai pendapatan hanya dapat diperoleh dari penjualan, tetapi juga dapat diperoleh dari bunga deposito dan investasi pada instrumen tertentu yang dapat diterima sebagai sumber pendapatan. Di sisi lain, penghasilan hanya bisa didapat dari hasil bisnis sebuah perusahaan. Jadi, semua penjualan perusahaan, baik barang maupun jasa, akan dihitung sebagai pendapatan perusahaan secara keseluruhan.
2.Berdasarkan cara menghitungnyaÂ
Untuk proses penghitungan pendapatan, setiap perusahaan atau akuntan hanya perlu menjumlahkan komponen biaya atau komponen yang ada di dalam pendapatan. Namun dalam menghitung nilai penghasilan, pihak memiliki dua cara yaitu laba bersih dan laba kotor.Â
Dalam menghitung laba kotor, perusahaan harus mengurangi nilai pendapatan dari harga pokok penjualan atau HPP. Sedangkan untuk menghitung laba bersih, perusahaan harus mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti biaya pajak, biaya iklan, dan biaya lainnya agar barang atau jasa perusahaan bisa dinikmati oleh konsumen.Â