Mohon tunggu...
Afin Yulia
Afin Yulia Mohon Tunggu... Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024) & Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024)

Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024) dan Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024).

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

6 Kuliner Khas Banyuwangi yang Bisa Dinikmati Sambil Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri

26 April 2023   15:50 Diperbarui: 26 April 2023   15:55 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam pedas khas Banyuwangi, salah satu kuliner yang bisa dinikmati sambil silaturahmi di hari raya Idul Fitri (sumber gambar: Afin Yulia).

Silaturahmi merupakan momen penting saat hari raya tiba. Berkunjung ke rumah orang yang dituakan terlebih dahulu, kemudian melakukan tradisi sungkeman. Sebelum akhirnya berlanjut ke rumah sanak saudara untuk saling maaf-maafan.

Satu hal yang tak boleh ketinggalan sewaktu silaturahmi dalam masyarakat Jawa adalah sajian kuliner berupa ketupat yang disajikan bersama opor ayam. Tak sekadar makanan biasa, kupat yang konon merupakan singkatan dari ngaku lepat (mengaku salah) merupakan simbol yang menunjukan pengakuan rasa bersalah sekaligus saling memaafkan. Namun tidak hanya ketupat dan opor ayam saja yang bisa ditemui jika berkunjung di seputar wilayah Banyuwangi. Ada menu-menu khas yang bisa dinikmati sebagai alternatif ketupat dan opor ayam. Tak heran jika berhari raya Idul Fitri di Banyuwangi bisa menjadi ajang silaturahmi sekaligus jelajah kuliner khasnya.

Berikut ini enam kuliner khas Banyuwangi yang bisa dinikmati sambil Silaturahmi di hari raya Idul Fitri:

1. Ayam pedas khas Banyuwangi

Kuliner satu ini sungguh menggiurkan. Kuah santannya yang gurih dan pedas mampu menerbitkan air liur para penikmatnya. Bahan utamanya adalah ayam kampung yang dibakar terlebih dahulu, sebelum dicampur dengan beragam bumbu seperti cabai rawit, bawang putih, jahe, lengkuas, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, hingga kemiri. Dijamin sekali mencicipi ayam pedas khas Banyuwangi, berikutnya akan menjajalnya kembali.

2. Rujak Soto

Rujak satu ini menggunakan beragam sayuran seperti kacang panjang, sawi, kangkung, serta tauge sebagai bahan utama selain tahu dan tempe.

Dengan bumbu yang terbuat dari cabai rawit, bawang putih goreng, petis, irisan pisang kluthuk mentah, serta gula dan garam, rujak sayur yang disiram kuah soto menjadi menu yang menyegarkan setelah perut dipenuhi makanan bersantan.

Paduan kuah soto dan rujak, menghasilkan cita rasa yang unik sekaligus gurih dan sedap di saat bersamaan. Menjadikan rujak soto sebagai masakan fusion yang tak boleh dilewatkan sewaktu berkunjung ke wilayah Banyuwangi.

3. Rawon Pecel

Sama halnya dengan rujak soto, rawon pecel menjadi menu kuliner khas yang tak boleh diabaikan sewaktu silaturahmi di Banyuwangi. Perpaduan hitamnya kuah rawon dengan lezatnya bumbu kacang yang disiramkan di atas sayuran menghasilkan rasa gurih sekaligus sedap yang bersandingan. Top pokoknya!

4. Sega tempong 

Penggemar makanan pedas tentu takkan melewatkan sajian sega tempong khas Banyuwangi. Sega tempong atau disebut juga nasi tempong bukan makanan yang super wah. Hanya berupa nasi hangat yang disajikan bersama sayur mayur dan siraman sambal pedas yang menjadi kunci kelezatan makanan ini.

Sambalnya terbuat dari cabai rawit, bawang putih, dan tomat ranti yang kesemuanya mentah. Tidak lupa terasi goreng, gula, garam, dan jeruk limau yang bikin sambal tempong ini terasa pedas sekaligus segar. Lauknya beragam. Mulai dari tempe, tahu, ikan asin, cumi goreng, hingga ayam goreng.

5. Pindang koyong

Banyuwangi memang dekat dengan laut. Tidak heran jika banyak makanannya yang berbahan dasar ikan. Salah satunya pindang koyong. Rasa kuah yang pedas, gurih, pedas, dan segar sangat cocok di makan di siang hari setelah berkeliling silaturahmi. Bumbunya sederhana, hanya campuran bawang putih, bawang merah, cabai rawit, tomat, kunyit, serai, daun jeruk, belimbing wuluh, gula, garam, dan merica.

6. Jangan kesrut 

Jangan kesrut atau kerap disebut sebagai Uyah Asem merupakan makanan khas suku Osing. Terbuat dari ayam kampung muda yang dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, tomat, lengkuas, cabai rawit, cabai merah besar, terasi, gula, garam, dan tak lupa belimbing wuluh. Rasanya yang gurih, pedas, bercampur asam belimbing wuluh terasa segar jika dimakan tengah hari. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun