Mohon tunggu...
afimuhammad
afimuhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Membahas Isu Lingkungan finance dan juga Politik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tembakau Temanggung Apakah Masih Laku di Pasar Indonesia?

11 Desember 2024   20:41 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:57 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Temanggung adalah Penghasil Tembakau Terbesar di Indonesia daripada itu maka Kota ini memiliki julukan Kota Tembakau

Tembakau Temanggung memiliki cita rasa yang khas. Tembakau Temanggung digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, pemberi rasa dan aroma. Tembakau Temanggung dibudidayakan pada tujuh sentra produksi yaitu Lamuk, Lamsi, Paksi, Toalo, Tionggang, Swanbing, dan Kidulan. Sedangkan varietas lain yang dibudidayakan selain Kemloko, juga ditemukan varietas jenis Mantili, Pelus, dan BAT (Bako Anti Teler). Batas masing-masing sentra produksi masih kualitatif. Batas-batas kualitatif sentra produksi perlu diidentifikasi, baik dalam hal karakteristik lahan maupun mutu tembakau yang dihasilkan. Tujuannya antara lain untuk memetakan batas sentra-sentra mutu tembakau Temanggung, mengetahui karakteristik lahan di masing-masing sentra mutu, dan untuk mengidentifikasi mutu tembakau dan dominasi varietas di masing-masing sentra produksi.

Metodologi yang digunakan untuk pemetaan karakteristik tembakau, yaitu survei lahan dan tanaman di sentra-sentra produksi, pengambilan sampel tanah dan tembakau di 72 titik yang tersebar di sentra-sentra produksi, dan survei usaha tani di setiap titik pengambilan sampel. Sifat fisik tanah yang diperlukan yaitu dilihat dari tekstur tanah, permeabilitas tanah, dan berat isi tanah. Sedangkan sifat kimia tanah ditentukan oleh pH tanah, kadar C organik, kadar K total, kadar P total, dan kadar K dapat ditukar.

Sebaran varietas tembakau di Temanggung, untuk sentra Lamuk varietasnya 100 % Kemloko, sentra Tiongang varietasnya 60 % Kemloko dan G. Boyolali 40 %, sentra Lamsi varietasnya Kemloko 60 %, G. Boyolali 20 %, BAT 15 % dan Mantili 5 %. Sedangkan untuk sentra Paksi varietasnya Kemloko 40 %, G. Boyolali 30 %, sentra Lamuk kw, varietasnya Kemloko 70 %, Semarang 15 %, dan Ngablak 15 %. Untuk sentra Kidulan, varietasnya Kemloko 80 %, Ngablak SUlaiman 10 %, dan Ngablak Sedong 10 %, sentra Swan Bing, varietasnya Mantili 70 %, Kenongo 15 %, Mangkuni 10 %, dan Boyolali 5 %, sentra Sawah varietasnya Kemloko 80 %, G. Boyolali 15 %, Mantili 3 %, dan Kenongo 2 %, serta sentra Tualo varietasnya G. Boyolali 70 %, Kemloko 20 %, G. Paijo 8 %, dan Pelusi 2 %. Varietas yang berkembang di Kabupaten Temanggung adalah jenis Mantili, Mangkuni, Gober Paijo, Gober Pelus, dan Ngablak, dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Menjelang panen raya tembakau, Pemerintah Kabupaten Temanggung berupaya mengawal jalannya sektor pertembakauan dan semua sektor perekonomian yang terdampak pada masa pandemi Covid-19.

Terkait hal tersebut, Bupati Temanggung HM Al Khadziq dan Wakil Bupati Heri Ibnu Wibowo mengundang perwakilan dari PT Djarum Kudus di Rumah Dinas Pendopo Pengayoman, Rabu (15/7/2020) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Al Khadziq mengajak PT Djarum Kudus untuk menjaga keharmonisan dan hubungan baik dengan petani tembakau Temanggung. Pihaknya berharap, PT Djarum Kudus dapat memberikan harga terbaik untuk kualitas tembakau temanggung yang istimewa.

"Dalam pembelian tembakau, mangga bisa diatur sesuai kebijakan, tetapi dalam masa pandemi biar aman mangga diatur untuk protokol kesehatannya, biar aman dari Covid-19. Soal harga disesuaikan dengan kualitas tembakau Temanggung yang istimewa. Jadi saya harap harga tetap bagus," ungkapnya.

Wakil Bupati Heri Ibnu Wibowo menambahkan, pada tahun ini beberapa hasil pertanian Kabupaten Temanggung mengalami penurunan harga yang sangat tajam, seperti bawang putih dan cabai yang anjlok di pasaran. Oleh karena itu dia berharap, panen raya tembakau mendatang diharapkan bisa menjadi momentum kebangkitan perekonomian petani.

"Setelah yang dirasa gagal panen atau tidak lakunya hasil pertanian kemarin, maka tembakau menjadi andalan terakhir pada tahun ini. Kami selaku pemerintah sangat berharap kepada PT Djarum setidaknya seperti tahun kemarin dalam pembelian tembakau. Dan kalau bisa untuk harga bisa lebih bagus lagi, supaya bisa menjadi obat dari sektor pertanian," ujarnya.

Heri juga menyampaikan kesiapan Pemkab Temanggung untuk membantu pelaksanaan protokol kesehatan dalam proses jual beli tembakau, dengan menurunkan tim medis. Hal itu agar tidak timbul klaster baru, yaitu klaster tembakau.

Senior Manager PT Djarum Iskandar, mengatakan pihaknya berharap harga tembakau tetap stabil meski di tengah pandemi Covid-19.

"Untuk rencana pembelian tahun ini 4.000 ton, tetapi dalam praktiknya bisa lebih. Kemurnian dan tembakau asli Temanggung harus dijaga, supaya kualitasnya akan tetap menjadi andalan tembakau Temanggung, juga semakin kehati-hatian konsumen dalam membeli rokok karena rokok semakin sedikit," ungkapnya.

Kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) di tengah pandemi Covid-19 membuat perokok dihadapkan pilihan sulit. Dengan harga rokok yang makin mahal, mereka harus memilih untuk mempertahankan selera merokok mereka atau beralih ke merk atau cara lain dalam menikmati rokok.

Sebagai catatan, CHT rata-rata naik sebesar 23% pada 2020 dan 12,5% pada 2021. Sementara itu, pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang kehilangan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Banyak orang kemudian memilih cara lain untuk menikmati rokok tetapi dengan ongkos lebih murah. Salah satunya adalah dengan tingwe. Tingwe atau nglinthing dhewe (melinting sendiri) adalah proses menggulung tembakau dengan membubuhkan rempah pilihan sendiri.

Adapun Tembakau Srintil dari Temanggung, tembakau dengan mutu srinthil hanya bisa didapat di daearh dengan ketinggian di atas 800 mdpl. Selain itu tembakau dengan mutu istimewa ini bisa dihasilkan jika cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering.

Ciri-ciri tembakau dengan kualitas srinthil adalah akan muncul setelah melalui proses pemeraman selama 5 hari. Ditandai dengan warna daun menjadi coklat kehitaman, muncul punthur (hifa jamur berwarna kekuningan), serta mengeluarkan aroma dan cairan seperti alkohol.

Daun tembakau yang menjadikehitaman bukan berarti daun ini membusuk. Akan, tetapi, karakteristiknya seperti itu dan ketika dirajang tidak berserat melainkan menggumpal dan setelah kering warnanya menjadi coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.

Pada kalangan pembuat rokok kretek, tembakau srinthil tergolong sebagai tembakau "pemberi rasa", sehingga harganya lebih tinggi dibandingkan jenis lain. Beberapa daerah di Temanggung yang merupakan penghasil srinthil antara lain Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan, dan Kemloko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun