Namun, tantangan utama Gunung Piramid ada pada jalur menuju puncak. Jalur ini dikenal dengan istilah "punggung naga" karena berupa setapak sempit selebar 20-30 cm yang diapit jurang sedalam 80-100 meter di kiri dan kanan.Â
Terdapat tiga punggung naga yang harus dilalui pendaki, masing-masing dengan tingkat kesulitan tersendiri. Setelah melewati punggung naga, pendaki akan dihadapkan pada "leher naga", trek menanjak curam dengan kemiringan 80 derajat yang mengharuskan pendaki memanjat dengan tangan. Estimasi waktu untuk melewati jalur ekstrem ini adalah 1-2 jam.
Gunung Piramid bukanlah destinasi wisata biasa. Tingkat kesulitan jalurnya membuatnya kurang cocok bagi pendaki awam.Â
Oleh karena itu, pendaki yang ingin mendaki gunung ini harus melapor dan meminta izin kepada warga lokal yang tinggal di kaki gunung. Selain itu, penting untuk membawa peralatan pendakian yang memadai dan menjaga kondisi fisik agar tetap prima.
Di awal jalur punggung naga, terdapat monumen mengenang almarhum Thoriq, salah satu korban keganasan jalur ini. Monumen tersebut menjadi pengingat bagi setiap pendaki untuk berhati-hati dan menghormati tantangan alam.Â
Peristiwa tragis yang menimpa Thoriq tidak hanya meninggalkan duka mendalam tetapi juga pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan saat mendaki gunung ekstrem seperti Piramid.
Keindahan Gunung Piramid memang luar biasa, tetapi medannya menyimpan risiko yang tidak bisa dianggap remeh.Â
Bagi para pendaki yang berhasil mencapai puncak, perjuangan melintasi punggung dan leher naga akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Namun, selalu ingat bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap pendakian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H