Mohon tunggu...
M AfifKhairi
M AfifKhairi Mohon Tunggu... Seniman - diplomat

I am a student from Sriwijaya University majoring in International Relations and enjoys learning new things. Able to work in a team, adaptable, work under pressure. And also has good communication skills, can speak English and Indonesian fluently.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polemik Panas Etnis Uighur dengan Penguasa Atas China

1 Maret 2023   23:55 Diperbarui: 2 Maret 2023   00:03 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''PENYELESAIAN  MASALAH DENGAN PENDEKATAN SEGITIGA KONFLIK'' 

 Gejolak konflik Uighur di Xinjiang mulai tahun 1949 dapat dipahami berdasarkan tiga unsur utama dalam pendekatan Segitiga Konflik. Unsur-unsur tersebut adalah situasi, sikap dan perilaku. seperti yang dibahas oleh Mitchel (1981) dalam kerangka konseptual. Unsur situasional berarti konflik tujuan akhir antara Uighur dan Pemerintah China memang terjadi. Situasi ini terjadi dan melibatkan perebutan Provinsi Xinjiang atau Turkistan Timur. Pemerintah China, setelah ''mengnedalikan'' kaum Uighur, menyatakan bahwa mereka adalah bagian dari bangsa China.

 Di pihak Uighur, sampai saat ini mereka masih bersikeras dan menganggap bahwa Xinjiang adalah wilayah mereka, yaitu Uighur yang beragama Islam dan memiliki perbedaan perspektif identitas seperti bahasa, ras, budaya dan agama dengan ras Han yang adalah mayoritas di Cina. Bahkan, mereka bersikeras ras mereka lebih mirip dengan orang Turki di Asia Tengah. 

Bentrokan berdasarkan sengketa wilayah ini mengarah pada konflik kekerasan yang menelan ribuan nyawa sementara masing-masing masih mempertahankan tujuan akhir yang positif. Tujuan akhir sebagaimana dibahas dalam Pendekatan Segitiga Konflik Positif adalah sesuatu yang sangat terbatas yang secara sadar diinginkan dan diperjuangkan oleh kedua belah pihak. 

Pemerintah China secara khusus memperkenalkan ''Kamp Pendidikan Ulang'' yang menampung ratusan ribu etnis Uighur untuk mencapai keinginan mereka untuk mengasimilasi etnis Uighur ke dalam budaya China. Sama halnya dengan kaum Uighur ketika mereka mati-matian mempertahankan identitasnya dan sangat terbatas dalam membebaskan wilayah yang mereka tinggali. 

Oleh karena itu, dapat dijelaskan di sini bahwa situasi konflik yang dihadapi kedua pihak ini sangat kritis ketika tujuan akhir kedua pihak ini sangat terbatas sekaligus konflik ini terjebak dalam persoalan nilai yang sulit dicari solusinya dan pem. Konflik nilai bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dan perlu dicegah atau diubah menjadi masalah material. Misalnya, aktor konflik dapat berkompromi atau mengorbankan nilai-nilainya seperti agama, ras, bahasa, budaya dan lain-lain hanya untuk mendapatkan solusi. 

Suatu unsur nilai bukanlah sesuatu yang dapat digadaikan atau dikompromikan untuk mencapai suatu tujuan. Ini bisa menjadi tujuan akhir yang negatif bagi kedua belah pihak, yang merupakan situasi yang coba dihindari oleh kedua belah pihak. Etnis Uighur sangat tidak ingin identitasnya disentuh oleh Pemerintah China. Konflik di Xinjiang kini telah berkembang dari sengketa wilayah (konflik material) menjadi konflik nilai setelah pemerintah menerapkan kebijakan asimilasi melalui program 'Re-Education Camp' terhadap etnis Uighur.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman, W. Tinjauan Ham Internasional Terhadap Praktik Diskriminasi Di Xinjiang China (Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

YAACOB, C. M. A. B., & RAHMAN, N. A. A. (2021). KONFLIK UIGHUR DI XINJIANG, CHINA: PEMAHAMAN DARI SUDUT PENDEKATAN SEGI TIGA KONFLIK GALTUNG: The Uighur Conflict in Xinjiang, China: Understanding from the Perspective of the Galtung's Conflict Triangle Approach. MANU Jurnal Pusat Penataran Ilmu dan Bahasa (PPIB), 32(2), 129-150.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun