Mohon tunggu...
Afif Izzaturrahman
Afif Izzaturrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya tertarik mempelajari lebih dalam tentang dunia bisnis, dikarenakan saya ingin membangun sebuah bisnis nantinya. Dengan masuk Manajemen Unair saya berharap bisa mengembangkan minat saya tersebut. selain itu saya juga memiliki beberapa hobi, diantara nya adalah bermain bulurangkis, bermain basket, bermain alat musik yaitu gitar dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pendidikan Karakter dalam Upaya Pencegahan Hoax dan Ujaran Kebencian di Lingkungan Sekolah

9 Juni 2022   01:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   01:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sila kelima Pancasila yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” mengandung nilai keadilan yang apabila ditanamkan dalam karakter siswa sejak dini dapat membentuk karakter generasi bangsa yang adil dan tidak membeda-bedakan sesama manusia berdasarkan latar belakangnya. Sila tersebut menegaskan bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama. 

Setiap siswa harus  memiliki karakter adil supaya terhindar dari perilaku diskriminasi sesama manusia (Damanhuri, 2016). Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam pribadi siswa di sekolah, harapannya karakter siswa terbentuk sedari dini sehingga dapat mencegah perilaku menyimpan yang dapat menimbulkan konflik sosial nantinya.

Selain melalui penanaman nilai Pancasila, pembentukan karakter siswa juga dapat dilakukan dengan kegiatan non akademik, seperti kegiatan pramuka, kegiatan ekstrakulikuler, social project, hingga kegiatan non akademik lainnya. Melalui pramuka, siswa memiliki fasilitas untuk bekerja sama dengan teman-temannya, serta membentuk karakter positif melalui berbagai kegiatan. 

Sementara itu, melalui kegiatan ekstrakulikular siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya sehingga timbul rasa percaya diri yang dapat meminimalisir sifat iri dengki yang mendasari perilaku hate speech. Melalui social project, siswa memperoleh kesempatan untuk menyalurkan bakatnya secara langsung sekaligus berlatih berinteraksi dengan sesama manusia. 

Melalui pembentukan karater di sekolah, pengaruh hoax dan hate speech pada generasi muda dapat diminimalisir dengan memperkuat karakter generasi muda. Penanaman karakter positif seperti sifat sabar, toleransi, menghargai sesama, nasionalisme, cermat, pantang menyerah dapat menjadi kekuatan dalam menyikapi hoax dan hate speech. 

Selain itu, melalui pendidikan karakter, karakter negatif dapat diminimalisir sebelum merugikan pihak lain seperti sifat angkuh, iri dengki, mudah marah, kecil hati, dan karakter negatif lainnya (Palupi, 2020). 

Melalui pendidikan karakter di sekolah, karakter generasi muda Indonesia dapat terbentuk untuk nantinya menjadi generasi penerus bangsa yang bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta bijak dalam mengungkapkan pendapatnya di muka umum. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun