Mohon tunggu...
Afif Fadhli
Afif Fadhli Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

beragam penelitian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Implementasi Gencatan Senjata oleh Paramiliter RSF di Sudan

2 Juli 2023   19:30 Diperbarui: 2 Juli 2023   19:52 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto suara.com

Konflik antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Sudan telah menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan dan dampak negatif terhadap masyarakat sipil. Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis upaya penyelesaian konflik dan implementasi gencatan senjata antara kedua pihak dalam rangka mencapai keberlanjutan di Sudan. Studi ini menggunakan metode penelitian analitis deskriptif dengan mengumpulkan data melalui analisis literatur, laporan berita, dan dokumen resmi terkait konflik Sudan.

Konflik antara dinas Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) sipil memiliki asal usul yang rumit yang tertanam dalam faktor literal, politik, dan sosial. Memahami asal-usul konflik sangat penting untuk memahami lingkungan dan dinamika resolusi gencatan senjata militer. 

Analisis ini bertujuan untuk mengeksplorasi latar belakang literal, penyebab yang mendasari, dan peristiwa penting yang mengarah pada kesepakatan gencatan senjata antara layanan Sudan dan RSF. Sudan, yang terletak di timur laut Afrika, memiliki sejarah konflik internal yang berasal dari perpecahan politik, etnis, dan keuntungan. Ekstremitas Darfur, yang dimulai pada tahun 2003, memainkan peran penting dalam munculnya konflik saat ini. Pemerintah Sudan membentuk tuan rumah Janjaweed sebagai tanggapan atas pemberontakan, yang kemudian berkembang menjadi RSF.  

Aktor internasional memiliki peran penting dalam mendukung resolusi gencatan senjata. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan asosiasi masyarakat adat seperti Uni Afrika harus memberikan dukungan khusus, dukungan fiskal, dan tekanan politik untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan perjanjian. Mereka juga dapat melicinkan dialog antara pihak-pihak yang tidak setuju dan memberikan landasan untuk menangani keluhan dan mencari keadilan. 

Penting untuk dicatat bahwa resolusi gencatan senjata militer hanyalah satu langkah dalam proses yang panjang dan rumit menuju perdamaian abadi. Resolusi memberikan kesempatan bagi pihak yang tidak setuju untuk terlibat dalam dialog, membangun kembali kepercayaan, dan mengatasi akar penyebab konflik.

tetap saja, komitmen berkelanjutan, kemauan politik, dan dukungan transnasional diperlukan untuk menavigasi tantangan ke depan dan menjadikan Sudan damai dan sejahtera bagi generasi yang belum lahir. Sebagai kesimpulan, asal mula konflik antara dinas Sudan dan RSF sangat tertanam dalam faktor literal, etnis, dan keuntungan. Resolusi gencatan senjata militer merupakan sudut penting dalam perjuangan untuk menyelesaikan konflik dan mewujudkan perdamaian di Sudan. 

Dengan mengatasi akar penyebab konflik, mempromosikan inklusivitas, mendorong pembangunan yang menguntungkan, dan menegakkan keadilan, Sudan dapat menjadi negara yang stabil dan makmur. dukungan transnasional, keterlibatan politik, dan komitmen rakyat Sudan akan sangat penting dalam mewujudkan visi Sudan yang damai ini. Komunitas transnasional memainkan peran penting dalam mendukung jalan menuju perdamaian Sudan. 

negara pelindung dan asosiasi transnasional harus memberikan dukungan fiskal dan khusus, melumasi keterlibatan politik, dan memastikan dukungan berkelanjutan untuk rekonstruksi dan pembangunan pasca-konflik. 

resolusi gencatan senjata militer antara dinas Sudan dan RSF sipil menandai langkah penting menuju penyelesaian konflik di Sudan. Asal-usul konflik dapat ditelusuri kembali ke perpecahan literal, tekanan etnis, dan perebutan kendali atas pundi-pundi. Resolusi gencatan senjata memberikan kesempatan untuk berdialog, membangun kepercayaan, dan membahas penyebab utama konflik.

Pemerintah Sudan atau organisasi paramiliter telah terlibat dalam pertempuran melawan gerakan perlawanan bersenjata selama perang saudara sebelumnya di Darfur, Sungai Nil Biru, dan Kordofan Selatan (Pegunungan Nuba). SAF saat ini terlibat dalam pertempuran dengan kelompok paramiliter yang dibentuk oleh pemerintah Bashir. Fakta bahwa RSF dibentuk, diterima, dan dipertahankan sebagai alat kekuasaan negara, bukan sebagai kelompok "pemberontak", membuat masalah ini menjadi lebih menantang. Hal ini tidak berpengaruh pada kemungkinan jatuhnya korban sipil atau kemungkinan perang akan menyebar ke seluruh negeri.  

Para diplomat internasional bekerja keras untuk menyelamatkan Sudan dari bencana yang mungkin terjadi. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengaku telah melakukan pembicaraan langsung dengan kedua jenderal tersebut. Dalam perundingan tersebut adalah Uni Afrika. Volker Perthes, pemimpin misi PBB, mencatat minggu ini bahwa tidak ada pihak yang terlihat berkomitmen untuk melakukan pembicaraan.

 Dalam konteks konflik antara sudan dan RSF kali ini dapat disimpulkan bahwa konflik tersebut memiliki faktor-faktor kegagalan sebagai berikut  :   

1. Kurangnya kepercayaan dan ketegangan 

Jika ada ketegangan yang tinggi atau kurangnya kepercayaan antara militer Sudan dan paramiliter RSF, implementasi gencatan senjata dapat terhambat. Kurangnya saling percaya dapat memicu ketidak patuhan atau peningkatan konflik.

2. Perbedaan tujuan dan aspirasi 

Jika ada perbedaan yang dalam dalam tujuan dan aspirasi antara militer Sudan dan paramiliter RSF, penyelesaian konflik yang berkelanjutan mungkin sulit dicapai. Keberhasilan bergantung pada kemampuan pihak-pihak yang terlibat untuk menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan. 

3. Kurangnya dukungan regional dan internasional

Dukungan regional dan internasional dapat berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian konflik. Kurangnya dukungan dari komunitas internasional atau regional dapat membuat implementasi gencatan senjata menjadi lebih sulit dan kurang efektif.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun