Selayaknya hal lain, pemilu tentu tidak terlepas dari berbagai pro dan kontra di dalamnya, terlebih saat ini dengan adanya pandemi dan kemajuan teknologi, pemilu offline seakan tergusur eksistensinya oleh pemilu online melalui platform yang disediakan baik oleh negara maupun pihak kampus.Â
Hasil kuisioner ini membuktikan bahwa setidaknya terdapat 75% responden yang puas dengan pemilu offline, sedangkan sisanya kurang puas terhadap pemilu offline. Pemilu offline dinilai lebih baik daripada pemilu online karena memiliki tingkat transparansi yang lebih tinggi, pasalnya semua hal yang terjadi dalam proses pemilu dapat terlihat oleh orang banyak.Â
Selain itu, pemilu offline juga minim akan manipulasi dan juga kecurangan di dalamnya. Pemilu offline juga dinilai lebih efektif karena pemilihan dapat dilaksanakan secara langsung dan hasil juga dapat diketahui secara transparan.Â
Pemilu offline juga memberikan kemudahan kepada para pasangan calon untuk mensosialisasikan visi misinya didepan pemilihnya, dan pemilih pun tidak akan kebingungan dengan pasangan calon yang akan mereka pilih.Â
Akan tetapi, pemilu offline ini juga memiliki banyak kekurangan diantaranya antrean yang panjang, pemilu yang dinilai kurang terkonsep, tahapan yang rumit, biaya dan waktu yang tidak sedikit, hingga pada memungkinkan terjadinya keributan saat perhitungan suara karena perbedaan kubu.
KESIMPULAN
Penyelenggaraan kegiatan pemilu kampus secara online maupun online tentunya memiliki kelebihan maupun kekurangannya tersendiri. Covid 19 sendiri merupakan sebuah alasan yang mengharuskan penyelenggaraan pemilu kampus diadakan secara online. Dengan diadakan pemilu secara online, kami dapat mengetahui bahwa banyak pelajaran dan pengalaman yang kami dapatkan dari pemilu online ini.
Adapun analisis perbandingan pada pemilu online dan offline ini, kami memliki harapan agar dapat meningkatkan kepuasan partisipasi masyarakat pemilu online dan offline Fisipol tanpa adanya paksaan atau pun desakan dari pihak manapun. dengan metode kuantitatif  yang  membahas tentang pemilu online dan offline bisa menjadi rujukan oleh  BAWASLU Fisipol untuk lebih bijaksana lagi  dalam  mengadakan pemilihan umum Fisipol.Â
Menurut data analisis pemilu online dan offline, setidaknya ada 75,6% responden yang lebih memilih pemilu offline dan 58,5% responden memilih pemilu online. Dengan begitu pemilu offline lebih dinilai lebih baik oleh masyarakat Fisipol Umy, karena memiliki tingkat transparasi yang lebih tinggi dan minim terjadi kecurangan didalamnya.
Dengan hasil analisis yang diatas dapat disimpulkan, bahwa pemilu yang diadakan secara offline pada tingkat fakultas memiliki minat yang lebih banyak dibandingkan pemilu yang diadakan secara online. Harapan kami kedepannya adalah pemilu yang akan diselenggarakan kedepannya agar dapat dilaksanakan Kembali secara offline atau tatap muka.Â
Tentunyaa dengan diadakan pemilu secara offline, akan menjadi suatu cikal bakal integritas politik kampus yang lebih baik lagi untuk kedepannya.