Mohon tunggu...
afifatul khairiyah
afifatul khairiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas MIPA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengukur Pengurangan Sampah Plastik Melalui Penggunaan Tumbler di Kalangan Mahasiswa

9 Desember 2024   21:20 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abstrak 

Sampah plastik memerlukan ratusan tahun untuk terurai, sehingga dapat mencemari lingkungan, membahayakan makhluk hidup, menyebabkan banjir, dan memboroskan sumber daya. Penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol air dan tas belanja, sering dipilih karena praktis, meskipun berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah plastik berkontribusi pada bencana alam seperti banjir, longsor, dan kerusakan ekosistem laut. Untuk mengurangi dampak ini, penggunaan alternatif seperti tumbler menjadi solusi efektif. Tumbler tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga hemat biaya, ramah lingkungan, sehat, higienis, fleksibel, dan tahan lama. Dengan tumbler, penggunaan plastik sekali pakai dapat diminimalkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Kata Kunci : Sampah plastik, lingkungan, tumbler.

Pendahuluan

Sampah plastik harus dikelola dengan benar. Sampah plastik tidak boleh dibuang sembarangan karena sampah plastik memerlukan ratusan tahun untuk terurai sehingga dapat mencemari lingkungan, membahayakan makhluk hidup, menyebabkabkan banjir, dan memboroskan sumber daya. Agar berkurangnya pencemaran lingkungan, penggunaan sampah plastik sebaiknya dikurangi dengan menggunakan alternatif lain yang dapat digunakan berkali-kali. 

Pada masa ini, orang-orang cenderung memilih untuk membeli atau menggunakan barang yang menggunakan plastik sekali pakai seperti air botolan, tas belanja, cernilan berbungkus plastik, dan banyak lainnya. Karena produk-produk seperti ini terkesan mudah digunakan, tidak perlu dibersinkan karena hanya sekali pakai. Padahal, penggunaan plastik sekali pakai ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan maupun lingkungan.

Penggunaan plastik sekali pakai tersebut sangat berdampak pada lingkungan. Saat ini, banyak sekali terjadi bencana alam karena banyaknya sampah, khususnya sampah plastik. Diantaranya yaitu banjir, longsor, serta kerusakan ekosistem Iaut.

Karena munculnya gejala-gejala tersebut, muncullah ide untuk menggunakan tumbler selaku upaya pengurangan sampah plastik sekali pakai, khususnya untuk sampah air botolan. Tumbler memiliki beberapa kelebihan karena selain dapat mengurangi sampah plastik, penggunaan tumbler juga dapat menghemat pengeluaran, ramah lingkungan, lebih sehat, lebih higienis, lebih fleksibel, dan tahan Iama.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner yang berisi 8 pertanyaan lalu diisi oleh mahasiswa Universitas Andalas yang disebar melalui grup Whats.pp maupun melalui chat secara pribadi kepada responden, serta mewawancarai 5 mahasiswa Universitas Andalas dari jurusan yang berbeda-beda secara langsung, yang kemudian dijawab oleh mahasiswa yang ditanyai tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Sampah plastik selalu menjadi perhatian global yang mendesak, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan plastik sekali pakai, khususnya dalam bentuk botol minuman telah berkontribusi signifikan terhadap pencemaran lingkungan. Kita sebagai mahasiswa yang berperan sebagai generasi penerus dan agen perubahan harus berada di garis terdepan dalam upayaya mengurangi dampak negatif dari sampah plastik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengurangan sampah plastik melalui penggunaan tumbler di kalangan mahasiswa.

Selain untuk menjaga lingkungan, penggunaan tumbler sebagai alternatif untuk botol plastik sekali pakai bisa mendorong kesadaran akan pentingnya keberlanjutan. Dengan mengganti kebiasaan minum dari botol plastik ke tumbler, mahasiswa dapat berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Melalui survei dan analisis data, laporan ini akan mengeksplorasi sejauh mana perubahan perilaku ini dapat mempengaruhi pengurangan sampah plastik keseluruhan di lingkungan kampus. 

Berdasarkan pertanyaan seberapa pentingkah menjaga lingkungan, 96,3% menjawab sangat penting dan 3,7% menjawab cukup penting. Hal ini membuktikan bahwa menjaga agar lingkungan bebas dari sampah organik maupun anorganik memanglah sangat penting, Maka dari itu diperlukan kesadaran dari seluruh pihak yang berada pada suatu lingkungan untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tersebut.

Pada pertanyaan selanjutnya ditanyakan seberapa sering responden membeli minuman kemasan dalam sehari, diperoleh hasil 70% responden jarang membeli minuman kemasan. Hal ini memiliki dampak yang baik terhadap lingkungan karena dengan berkurangnya penggunaan kemasan plastik, maka sampah plastik yang akan mengakibatkan kerusakan lingkungan akan berkurang.

Selanjutnya ditanyakan apakah sampah-sampah yang ada di lingkungan kampus dapat mengganggu aktivitas mahasiswa, dan responden 100% menjawab ya. Hal ini membuktikan bahwa sampah-sampah dapat mengganggu aktivitas mahasiswa dari berbagai macam aspek. Entah itu karena baunya yang mengganggu, ataupun karena sampah itu sendiri yang membuat lingkungan kampus terlihat kumuh dan membuat mahasiswa tidak nyaman.

Selanjutnya ditanyakan mengenai keefektifan penggunaan tumbler untuk mengurangi sampah plastik, dan diperoleh 44% responden menyatakan sangat efektif. Pandangan ini mencerminkan kesadaran yang meningkat di kalangan mahasiswa mengenai pentingnya tindakan individu dalam menanggulangi permasalahan lingkungan.

Selanjutnya ditanyakan apakah responden memiliki tumbler pribadi, dan 96,4% responden sudah memiliki tumbler. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya penggunaan tumbler dalam mengurangi sampah plastik semakin meningkat di kalangan mahasiswa. Kepemilikan tumbler pribadi dapat berkontribusi langsung pada pengurangan penggunaan botol plastik sekali pakai.

Selanjutnya pada pertanyaan seberapa sering responden membawa tumbler ke kampus, diperoleh hasil 67,9% responden membawa tumbler setiap hari. Temuan ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa penggunaan tumbler telah menjadi bagian integral dari rutinitas harian siswa. Dengan membawa tumbler secara konsisten, responden tidak hanya mengurangi ketergantungan padabotol plastik sekali pakai, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan sampah plastik secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun