Sampah plastik selalu menjadi perhatian global yang mendesak, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan plastik sekali pakai, khususnya dalam bentuk botol minuman telah berkontribusi signifikan terhadap pencemaran lingkungan. Kita sebagai mahasiswa yang berperan sebagai generasi penerus dan agen perubahan harus berada di garis terdepan dalam upayaya mengurangi dampak negatif dari sampah plastik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengurangan sampah plastik melalui penggunaan tumbler di kalangan mahasiswa.
Selain untuk menjaga lingkungan, penggunaan tumbler sebagai alternatif untuk botol plastik sekali pakai bisa mendorong kesadaran akan pentingnya keberlanjutan. Dengan mengganti kebiasaan minum dari botol plastik ke tumbler, mahasiswa dapat berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Melalui survei dan analisis data, laporan ini akan mengeksplorasi sejauh mana perubahan perilaku ini dapat mempengaruhi pengurangan sampah plastik keseluruhan di lingkungan kampus.Â
Berdasarkan pertanyaan seberapa pentingkah menjaga lingkungan, 96,3% menjawab sangat penting dan 3,7% menjawab cukup penting. Hal ini membuktikan bahwa menjaga agar lingkungan bebas dari sampah organik maupun anorganik memanglah sangat penting, Maka dari itu diperlukan kesadaran dari seluruh pihak yang berada pada suatu lingkungan untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tersebut.
Pada pertanyaan selanjutnya ditanyakan seberapa sering responden membeli minuman kemasan dalam sehari, diperoleh hasil 70% responden jarang membeli minuman kemasan. Hal ini memiliki dampak yang baik terhadap lingkungan karena dengan berkurangnya penggunaan kemasan plastik, maka sampah plastik yang akan mengakibatkan kerusakan lingkungan akan berkurang.
Selanjutnya ditanyakan apakah sampah-sampah yang ada di lingkungan kampus dapat mengganggu aktivitas mahasiswa, dan responden 100% menjawab ya. Hal ini membuktikan bahwa sampah-sampah dapat mengganggu aktivitas mahasiswa dari berbagai macam aspek. Entah itu karena baunya yang mengganggu, ataupun karena sampah itu sendiri yang membuat lingkungan kampus terlihat kumuh dan membuat mahasiswa tidak nyaman.
Selanjutnya ditanyakan mengenai keefektifan penggunaan tumbler untuk mengurangi sampah plastik, dan diperoleh 44% responden menyatakan sangat efektif. Pandangan ini mencerminkan kesadaran yang meningkat di kalangan mahasiswa mengenai pentingnya tindakan individu dalam menanggulangi permasalahan lingkungan.
Selanjutnya ditanyakan apakah responden memiliki tumbler pribadi, dan 96,4% responden sudah memiliki tumbler. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya penggunaan tumbler dalam mengurangi sampah plastik semakin meningkat di kalangan mahasiswa. Kepemilikan tumbler pribadi dapat berkontribusi langsung pada pengurangan penggunaan botol plastik sekali pakai.
Selanjutnya pada pertanyaan seberapa sering responden membawa tumbler ke kampus, diperoleh hasil 67,9% responden membawa tumbler setiap hari. Temuan ini sangat signifikan dan menunjukkan bahwa penggunaan tumbler telah menjadi bagian integral dari rutinitas harian siswa. Dengan membawa tumbler secara konsisten, responden tidak hanya mengurangi ketergantungan padabotol plastik sekali pakai, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan sampah plastik secara keseluruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI