Metode ini memiliki keunggulan yang luar biasa. Selain sederhana dan praktis, alat yang digunakan juga sangat murah dan mudah didapat. Kulit buah naga yang biasanya dibuang sebagai limbah ternyata bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang bermanfaat, sehingga tidak hanya membantu mendeteksi formalin dalam makanan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Dan juga metode ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan pangan. Dengan informasi yang lebih mudah diakses dan cara yang lebih praktis untuk memeriksa kandungan formalin pada makanan, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi, khususnya makanan yang sering dijual di pasaran seperti bakso.
Selain itu, metode ini juga memiliki potensi untuk mengurangi limbah organik. Kulit buah naga, yang selama ini sering dibuang begitu saja, bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi bahan berbahaya pada makanan, sehingga memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan ekonomi.
Kesederhanaan dan efisiensi metode ini menjadikannya sebagai solusi yang sangat praktis dan efektif untuk memastikan keamanan pangan di masyarakat Indonesia. Dengan penggunaan bahan yang mudah didapat dan murah, siapa saja dapat melakukan deteksi formalin pada makanan di rumah tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Ini adalah langkah kecil yang dapat memiliki dampak besar dalam mencegah bahaya paparan formalin yang dapat merugikan kesehatan masyarakat.
Inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat dalam hal kesehatan, tetapi juga memberikan kontribusi dalam mendukung keberlanjutan dan pengelolaan limbah organik. Penggunaan kulit buah naga yang sering dianggap sebagai sampah menjadi contoh nyata bagaimana bahan yang sebelumnya terbuang dapat diubah menjadi solusi yang bermanfaat. Ini adalah bukti bahwa solusi untuk masalah kesehatan tidak selalu harus mahal dan rumit, tetapi dapat ditemukan dalam bahan-bahan alami yang mudah diakses dan ramah lingkungan.
Dengan penerapan metode deteksi formalin menggunakan ekstrak kulit buah naga, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih peduli terhadap kualitas dan keamanan makanan yang mereka konsumsi. Langkah sederhana ini bisa menjadi solusi nyata yang membantu mengurangi risiko paparan bahan berbahaya dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H