Mohon tunggu...
Afifah Zahrotul Hasanah
Afifah Zahrotul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Surabaya,Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dekontruksi Pemikiran Filsuf Jacques Derrida

4 Desember 2023   07:26 Diperbarui: 4 Desember 2023   07:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Ketiga, dekonstruksi juga dapat dijelaskan sebagai  proses membaca yang melibatkan kepentingan kelompok marginal, seperti coretan di dinding. Dalam konteks oposisi biner, segala sesuatu yang terpinggirkan dalam oposisi biner menjadi perhatian. Dalam penelitian, hal-hal yang selama ini bungkam bisa bersuara dan bersuara.

4. Keempat, dekonstruksi adalah sejarah. Istilah-istilah yang disukai dalam pasangan biner yang berlawanan juga tidak stabil dan dengan sendirinya memecahkan kode apa yang telah terjadi secara historis. Setiap istilah mempunyai sejarahnya masing-masing, dan sejarah juga menunjukkan bahwa istilah-istilah tersebut tidak stabil.

5. Kelima, tidak ada apa pun tanpa teks. Dalam pembacaan dekonstruktif, makna suatu teks mengacu pada rangkaian jejak, khususnya konteks teks  yang memberi makna. Dekonstruksi menghalangi upaya pemulihan atau konstruksi seperti dalam kasus Schleiermarcher dan Dilthey dan dalam kasus Gadamer.

Dekonstruksi hermeneutik radikal

Dekonstruksi adalah suatu bentuk cara penafsiran teks, namun penafsiran ini bukanlah cara yang tepat untuk menafsirkan teks. sama seperti itu. para filsuf yang telah kita bicarakan. Dibandingkan dengan hermeneutika sebelumnya, Derrida F. Schleiermacher dan Dilthey merekonstruksi makna; Ada makna di masa lalu yang coba kita kembalikan, H. Georg Gadamer menggunakan makna baru. Namun dekonstruksi menimbulkan pertanyaan mengenai makna, konsep makna itu sendiri. Jika pembaca  yakin akan suatu makna tertentu, mereka akan berpegang teguh pada makna tersebut dan tidak mengubah pendapatnya. Kemudian menjadi piranis, karena melalui penempatan makna pembaca akan mengidentifikasi makna-makna sekunder lainnya. Derrida cenderung mengatakan bahwa makna  tidak dapat ditentukan. Oleh karena itu, kegiatan penjelasan juga tidak berdasar. Kemungkinan penafsirannya tidak terbatas. Gadamer  hampir mencapai dekonstruksi namun belum selesai. Ini adalah  interpretasi radikal terhadap teks tersebut. Hermeneutika radikal dikaitkan dengan teori Derrida, khususnya teori dekonstruksi. Karena cara berpikirnya sangat berbeda dengan para pemikir modernis.

Dekonstruksi Jacques Derrida

Saya akan mencoba mendekonstruksi pelacur. Pelacur mempunyai konotasi yang sangat  negatif di  masyarakat. Khususnya di Indonesia. Indonesia sangat sensitif dengan nama ini. Di  masyarakat, pelacur tidak mempunyai status atau reputasi yang baik. Mereka selalu berada di pinggir lapangan. Bahkan banyak orang  yang  membenci mereka, mungkin karena jarang melihat suaminya di rumah. Karena mereka masih dianggap buruk oleh masyarakat, maka tempat tinggal mereka dan sekaligus rumahnya juga menjadi tempat perlindungan. Prostitusi juga  menjadi profesi mereka. Jadi saya akan melihatnya melalui kacamata dekonstruksi.

 Termasuk tiga persoalan kontemporer dalam dunia filsafat Barat, nampaknya persoalan terpenting yang harus dihadapi filsafat Barat adalah ketidakmampuan nalar manusia. untuk menjelaskan masalahnya sendiri. Dari keterbatasan bahasa konseptual dan logika praktis yang biasanya tidak dapat dijelaskan secara literal dan metaforis, muncullah konsep dekonstruksi Derrida.hanya dapat membantu mengungkap tabir mematikan filsafat, kebijaksanaan akal budi, dan ketegangan epistemologi.

Yohanes Florianus Tana . 26 July 2019 

Bertens, K.1996. Filsafat Barat Abad XX Jilid II, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Derrida, Jacques. 2002. Dekonstruksi Spiritual; Merayakan Ragam Wajah Spiritual, Yogyakarta: Jalasutra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun