Mohon tunggu...
Afifa Liza
Afifa Liza Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations

Whatever you are, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi : Rapuh

5 Januari 2022   21:29 Diperbarui: 13 Januari 2022   13:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rapuh, tersungkur tak bisa kembali

Ketakutan kian menghantui

Abai memanusiakan diri sendiri

Demi mereka yang tak akan mengerti

Menjadi manusia tak mudah

Harus sering mencoba dan mengalah

Mencoba menjadi yang terbaik

Mengalah pada ego dan amarah yang memuncak

Menemukan diriku di separuh kaca

Kaca itu menggambarkan seperti apa diriku sebelumnya

Sesal yang datang bertubi, menyerah pada keadaan yang ada

Mereka mengira aku melukiskan senyum ini setiap harinya

Aku semakin tenggelam dalam kesunyian

Namun situasi ramai dalam pikiran

Sekali lagi, mereka menyangkal usahaku tuk kembali bersama senyuman

Dan tetap saja mereka berkata aku kekanak-kanakan

Tuhan, bisakah kau peluk jiwa ini sebentar?

Ternyata letih menjadi manusia berkelakar

Hidup dalam semak belukar

Mencoba menyadarkan diri yang tak kunjung sadar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun