Mohon tunggu...
Sosbud

Fenomena Kematian 50 Ton Ikan di Danau Maninjau

2 Februari 2018   09:03 Diperbarui: 2 Februari 2018   09:09 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun 2017, kita dikagetkan dengan berita mengenai sekitar 50 ton ikan di Danau Maninjau mati. Beritanya cukup ramai di media massa, dan banyak alasan yang dikemukakan oleh media-media tersebut.

.

Kali ini saya mencoba menjelaskan fenomena mengenai ikan mati ini, karena masih sangat berkaitan dengan ilmu yang saya pelajari ketika saya menjalani kuliah di Teknik Lingkungan khususnya mengenai pencemaran air.

.

Danau Maninjau sendiri terletak di Kabupaten Agam, dekat dengan daerah Bukit Tinggi dengan luas kira 100 km2. Danau ini termasuk pada urutan ke-11 terluas di Indonesia. Danau ini dekat dengan salah satu spot terbaik yaitu kelok 44.

.

Alasan utama yang dibahas oleh media massa mengenai fenomena ikan mati ini adalah akibat cuaca buruk yaitu hujan deras dan angin yang kencang. Beberapa media juga menjelaskan fenomena ini terkait dengan keberadaaan senyawa ammonia yang awalnya terendapkan di dasar danau, namun akibat cuaca buruk mengakibatkan terkangkatnya senyawa tersebut sehingga mengakibatkan kematian pada ikan.

.

Dari penjelasan media, ada yang masih kurang benar atau lebih tepatnya butuh penjelasan yang lebih jelas.

.

Pertama mengenai senyawa ammonia. Senyawa ini dihasilkan dari hasil metabolisme makhluk hidup.  Pada fenomena ini, ammonia berasal dari ikan. Senyawa ammonia ini bersifat beracun dan mematikan pada ikan itu sendiri. Sehingga di budidaya ikan atau tambak, biasanya air yang digunakan akan diganti secara keseluruhan untuk menghindari akumulasi ammonia itu sendiri. 

.

Sebenernya senyawa ammonia yang dihasilkan ikan masih jauh dibawah kadar ammonia yang dihasilkan manusia. Namun kondisi keramba jaring apung (KJA) yang sangat banyak tersebar di permukaan danau, menyebabkan akumulasi ammonia semakin meningkat.

.

Selanjutnya mengenai keadaaan danau yang tenang, dan arus yang tidak besar mengakibatkan akumulasi ammonia yang tinggi terendapkan di dasar permukaan danau. Ammonia yang terendapkan ini tidak akan mengangguh kehidupan ikan-ikan.

.

Ketika kembali pada fenomena ini, dan berdasarkan keadaan pantauan cuaca, maka ada benarnya cuaca yang buruk menyebabkan terkangkatnya ammonia dari dasar danau ke atas permukaan danau, sehingga ikan-ikan yang berada di permukaan terpapar dan menyebabkan kematian pada ikan-ikan tersebut.

.

Melihat fenomena ini, adanya penerapan kebijakan yang tegas dari pemerintah untuk mengurangi jumlah keramba jaring apung, karena akan menambah akumulasi ammonia dan juga akan memperburuk pencemaran air danau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun