1. Identitas Film
- Produser           : Farhan Irsyadil A.
- Sutradara           : Dimas Ananda S.
- Pemeran           :Â
- Kamal Fadhel S. (sebagai Akmal)
- Ridzky Bayu W. (sebagai Rizky)
- Dimas Ananda S. (sebagai Ayah Akmal)
- farhan Irsyadil A. (sebagai Mang Ujang)
- Noorsy Irfanio R. (sebagai gelandangan)
- Penata Kamera     : Dimas Ananda S.
- Editor              : Dimas Ananda S.
- Penulis Naskah     : Ridzky Bayu W.
- Audio               : Kamal Fadhel S.
2. Sinopsis Film
Dua anak yang memiliki 2 kepribadian yang berbeda. Akmal yang memiliki kecukupan dalam kehidupannya, bisa mengandalkan sesuai kebutuhan, terlihat dari keluarga yang berada. Berbeda dengan Rizky yang hidup mandiri dan pas-pasan untuk hidup, tapi dia selalu terlihat bahagia dalam menjalani kesehariannya. Suatu ketika Akmal yang awalnya sangat tidak suka dengan sosok Rizky karena baginya Rizky sudah mengganggu dirinya pada saat mendapati masalah. Akan tetapi, Rizky teruslah menghampiri Akmal dengan raut wajah khas dia yang selalu tersenyum tanda ramah dan terus menyapa meski respon Akmal sangatlah tidak ia duga.
Sampai pada akhirnya, Akmal memiliki rasa ingin tahu dari kehidupan Rizky yang selalu terlihat bahagia dibanding dirinya. Ia mengikuti terus kemana arah yang Rizky tujui mulai dari mendatangi rumah Rizky sampai ikut terjun ke jalan. Hingga pada akhirnya Akmal merasa sadar bahwa selama ini yang ia lakukan salah. Rizky yang mandiri, sedangkan dirinya masih bergantung pada orang lain. Maka terbitlah dalam dirinya bahwa harus berubah.
3. Analisis Film
Teori yang menjadi acuan penulis yakni teori Erik Erikson yang merupakan seorang psikolog Jerman dengan terkenalnya delapan tahap perkembangan pada manusia. Tahapan berikut ialah : 1) kepercayaan dasar vs kecurigaan dasar; 2) otonomi vs perasaan malu dan keragu-raguan; 3) inisiatif vs kesalahan; 4) kerajinan vs inferioritas; 5) identias vs kekacauan identitas; 6) keintiman vs isolasi; 7) generativitas vs stagnasi; dan 8) intefritas vs keputusan.
Dalam delapan tahapan tersebutlah penulis akan mengupas satu persatu dari dua tokoh pada film BERUBAH yang diterbitkan pada 25 Juli 2017. Kedua tokoh tersebut patut menjadi pusat perhatian karena hal tersebut memang terjadi juga pada kehidupan sekarang. Penulis menggunakan metode deskriptif dengan menonton atau menyimak film yang ditayangkan pada kanal youtube Cobe Films.
- Kepercayaan Dasar vs Kecurigaan Dasar
Pada awal film ditayangkan, suasana ada pada rumah Akmal. Ia yang sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah dan terlihat buru-buru dengan meminta kepada ayahnya untuk mengantarkan ke sekolah, namun penolakan itu hadir dan memberi saran untuk pergi sendiri, diantarkan mang Ujang. Sesampainya di sekolah, benar saja kalau dirinya sudah mendapati gerbang tidak ada celah untuk masuk.
Lalu, tidak lama kemudian hadirlah Rizky yang kebetulan terambat masuk sekolah dan mengajak berkenalan kepada Akmal. Dia tetap berpositif dengan reaksi yang diberikan oleh Akmal. Padahal, dalam diri Akmal mengatakan "pokoknya gue benci sama dia". Kepercayaan ada pada sosok Rizky yang hadir untuk Akmal sebagai teman barunya. Dan kecurigaan ada pada sosok Akmal kepada Rizky yang membuatnya tidak nyaman atas perlakuan terhadapnya.
- Otonomi vs Perasaan Malu dan Keragu-raguan.
Rizky yang terus berusaha menyapa Akmal ketika bertemu di jalan, meski selalu diiringi sikap cuek dari Akmal. Terus berpikir positif lah dari pribadi Rizky dan mengatakan dalam dirinya "Akmal kenapa ya? ah mungkin lagi banyak masalah. kemudian, Rizky tetap melanjutkan aktivitas kesehariannya ialah berjualan koran, membeli makanan untuk dirinya, mengurus pekerjaan rumah, dan tak lupa pada saat ia membeli makanan untuk dirinya, dia juga memberikan untuk gelandangan. Selain itu juga, Rizky tidak melupakan kewajibannya sebagai statusnya, yakni belajar meski dalam kondisi apapun.
Di balik itu, ada Akmal yang merasa hidupnya tidak ada yang unik. Akmal yang mulai terlintas sosok Rizky yang "terlihat bahagia terus meski belum tentu  bisa memenuhi semua kebutuhannya" ucap batinnya. Hadirlah rasa penasaran tentang Rizky, Akmal langsung bergegas untuk memperhatikan bagaimana keseharian Rizky.
Dari kejadian tersebut, pribadi Rizky yang memiliki rasa mampu mengendalikan diri  yang akan menimbulkan dalam dirinya memiliki kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap. Begitupun sebaliknya pada pribadi Akmal yang memiliki rasa rasa kehilangan kontrol diri dapat menyebabkan perasaan malu dan ragu-ragu yang bersifat menetap.
Nilai kemauan muncul pada tahap ke dua kehidupan ini. Anak belajar dari dirinya sendiri dan dari orang. Kemauan menyebabkan anak secara bertahap mampu menerima peraturan hukum dan kewajiban. Kemauan adalah kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan bebas, memutuskan, melatih mengendalikan diri dan bertindak yang terus meningkat. Ritualisasi menyebut ritualisasi tahap ini sifat bijaksana, karena anak mulai menilai dirinya sendiri dan orang lain serta membedakan antara benar dan salah.
- Inisiatif vs Kesalahan
Pada tahap ini, sudah ada pada kejadian yang dituliskan pada tahap sebelumnya. Sosok Rizky yang memiliki inisiatif apa yang harsu dikerjakan meski hal itu bisa saja dilakukan oleh orang dewasa. Akan tetapi, ia paham akan dirinya yang hidup sendiri dengan status yatim piatu dn harus mengerjakan segala aktivitas sendiri. Berbalik dengan sosok Akmal yang masih bergantung pada keluarganya.
- Kerajinan vs Inferioritas
Dalam tahap ini, ada nilai kreativitas yang lahir pada sosok Akmal. Ia berhasil mengontrol dirinya untuk keluar dari jurang yang terlanjur ia masuki dengan berubah. Juga, tidak diragukan pada pada sosok Rizky yang tentunya sudah ada dalam dirinya melakukan hal positif untuk diri sendiri yang orang lain.
- Identitas vs Kekacauan Identitas
Dalam tahap ini, ada daya penggerak batin dalam rangka pembentukan identitas ego dalam aspek-aspeknya yang sadar maupun tak sadar. Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk memilih dan mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan identifikasi dengan orang yang sependapat, dalam lingkungan sosial, serta menjaga pertahanannya terhadap berbagai ancaman dan kecemasan. Semua ciri yang dipilih oleh ego ini dihimpun dan diintegrasikan oleh ego serta membentuk identitas psikososial seseorang.
Terjadi pada sosok Akmal yang mulai dapat bersosial dengan lingkungan (Rizky). Berawal dari timbul kecemasan dan dihadirkan rasa bangga, sehingga ingin berubah dengan lebih baik.
- Keintiman vs Isolasi
Tahap ini, tepat pada kejadian Akmal yang mulai percaya pada pribadinya Rizky. Penasaran, mendekat, dan berubah karena telah melihat apa yang terjadi pada sosok Rizky.
- Generativitas vs Stagnasi
- Integritas vs Keputusan
Tahap 7 dan 8 adalah akhir proses dari ke enam proses sebelumnya. Maukah ia bangkit dari sebuah kegagalan? Haruskan ada penyesalan dalam dirinya? Dan bagaimana caranya untuk keluar dari zona tersebut.
4. Kesimpulan
Semua orang berhak menentukan pilihannya mekipun takdirlah yang tidak semua orang mampu menerimanya. Dengan apa yang sudah terjadi bisa menjadi evaluasi diri dengan terus belajar dan terus bergabung dalam aktivitas positif, lingkungan positif, juga meraih dukungan yang membangun. Berubah dengan apa yang sudah terjadi memang harus dilatarbelakangi dengan tamparan apa yang dilihat, yang dirasa, dan yang dilalui. Semua orang pun berkah mempunyai kesempatan untuk berubah. Yang bisa merubah diri ialah dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H