Dari kejadian tersebut, pribadi Rizky yang memiliki rasa mampu mengendalikan diri  yang akan menimbulkan dalam dirinya memiliki kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap. Begitupun sebaliknya pada pribadi Akmal yang memiliki rasa rasa kehilangan kontrol diri dapat menyebabkan perasaan malu dan ragu-ragu yang bersifat menetap.
Nilai kemauan muncul pada tahap ke dua kehidupan ini. Anak belajar dari dirinya sendiri dan dari orang. Kemauan menyebabkan anak secara bertahap mampu menerima peraturan hukum dan kewajiban. Kemauan adalah kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan bebas, memutuskan, melatih mengendalikan diri dan bertindak yang terus meningkat. Ritualisasi menyebut ritualisasi tahap ini sifat bijaksana, karena anak mulai menilai dirinya sendiri dan orang lain serta membedakan antara benar dan salah.
- Inisiatif vs Kesalahan
Pada tahap ini, sudah ada pada kejadian yang dituliskan pada tahap sebelumnya. Sosok Rizky yang memiliki inisiatif apa yang harsu dikerjakan meski hal itu bisa saja dilakukan oleh orang dewasa. Akan tetapi, ia paham akan dirinya yang hidup sendiri dengan status yatim piatu dn harus mengerjakan segala aktivitas sendiri. Berbalik dengan sosok Akmal yang masih bergantung pada keluarganya.
- Kerajinan vs Inferioritas
Dalam tahap ini, ada nilai kreativitas yang lahir pada sosok Akmal. Ia berhasil mengontrol dirinya untuk keluar dari jurang yang terlanjur ia masuki dengan berubah. Juga, tidak diragukan pada pada sosok Rizky yang tentunya sudah ada dalam dirinya melakukan hal positif untuk diri sendiri yang orang lain.
- Identitas vs Kekacauan Identitas
Dalam tahap ini, ada daya penggerak batin dalam rangka pembentukan identitas ego dalam aspek-aspeknya yang sadar maupun tak sadar. Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk memilih dan mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan identifikasi dengan orang yang sependapat, dalam lingkungan sosial, serta menjaga pertahanannya terhadap berbagai ancaman dan kecemasan. Semua ciri yang dipilih oleh ego ini dihimpun dan diintegrasikan oleh ego serta membentuk identitas psikososial seseorang.
Terjadi pada sosok Akmal yang mulai dapat bersosial dengan lingkungan (Rizky). Berawal dari timbul kecemasan dan dihadirkan rasa bangga, sehingga ingin berubah dengan lebih baik.
- Keintiman vs Isolasi
Tahap ini, tepat pada kejadian Akmal yang mulai percaya pada pribadinya Rizky. Penasaran, mendekat, dan berubah karena telah melihat apa yang terjadi pada sosok Rizky.
- Generativitas vs Stagnasi
- Integritas vs Keputusan
Tahap 7 dan 8 adalah akhir proses dari ke enam proses sebelumnya. Maukah ia bangkit dari sebuah kegagalan? Haruskan ada penyesalan dalam dirinya? Dan bagaimana caranya untuk keluar dari zona tersebut.
4. Kesimpulan
Semua orang berhak menentukan pilihannya mekipun takdirlah yang tidak semua orang mampu menerimanya. Dengan apa yang sudah terjadi bisa menjadi evaluasi diri dengan terus belajar dan terus bergabung dalam aktivitas positif, lingkungan positif, juga meraih dukungan yang membangun. Berubah dengan apa yang sudah terjadi memang harus dilatarbelakangi dengan tamparan apa yang dilihat, yang dirasa, dan yang dilalui. Semua orang pun berkah mempunyai kesempatan untuk berubah. Yang bisa merubah diri ialah dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H