Mohon tunggu...
Afifah Dwi Andita
Afifah Dwi Andita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Klenteng Hok An Kiong: Simbol Warisan Budaya Tionghoa di Surabaya

5 Juni 2024   16:14 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Dewi We To Poh Sat/dokpri

Secara keseluruhan arsitektur yang ada di klenteng Hok An Kiong masih mengikuti pakem bangunan seperti yang ada di Tiongkok, namun ada pula yang sudah mengalami perubahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. 

FESTIVAL KUE BULAN

        Di klenteng sukaloka, Dewi Ma Zu atau biasa disebut Mak Co dianggap sebagai Dewi utama dikarenakan dianggap melindungi para saudagar-saudagar yang dulunya menyebrangi lautan. Namun seperti yang kita ketahui dimana Klenteng Sukaloka ini memiliki 22 Dewa Dewi salah satunya yaitu Dewa Fude Zhengshen. Keberadaannya dihormati oleh masyarakat, begitu pula di Klenteng Sukaloka.

       Setiap pertengahan musim gugur akan dirayakan festival kue bulan, dimana festival ini bertujuan sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih atas segala rahmat yang diberikan selama satu tahun penuh kepada Tian dan Dewa Fude Zhengshen. 

Selain sembahyang, ada pula prosesi makan bersama dan kumpul bersama keluarga. Untuk saudara yang jauh biasanya akan kembali pulang dan bertemu dengan keluarga lain agar lebih tercipta kondisi yang harmonis.

        Kue bulan merupakan makanan wajib dalam festival ini, semua akan berkumpul memakannya sambil memandangi bulan yang bersinar terang. Dalam keyakinan masyarakat Tionghoa, kue bulan dianggap mempresentasikan  mengenai kisah Hou Yi dan Chang E. 

Selain itu ada sejarah yang mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa ingin membalas dendam kepada bangsa Mongol, tepatnya pada tanggal 15 bukan 8 penanggalan imlek. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah dan peristiwa yang disampaikan tersebut kita tetap harus menghargai keyakinan dan perbedaan. 

        Di Klenteng Sukaloka sendiri, festival kue bulan diselenggarakan secara sederhana dengan kegiatan sembahyang, makan bersama dengan pengurus klenteng maupun umat, menikmati kue bulan, serta mengadakan acara lelang. Sembahyang bagi aliran Khonghucu diperuntukkan bagi Dewa Fude Zhengshen, Tian, dan Nabi Khonghucu. 

Sedangkan bagi aliran Taoisme dipimpin oleh dua orang Daozang wanita dan diperuntukkan kepada Tian. Festival kue bulan memiliki makna kebersamaan serta kekeluargaan yang begitu kuat, menjadikan hubungan kekeluargaan menjadi lebih akrab.

KONTRIBUSI KLENTENG HOK AN KIONG BAGI MASYARAKAT SEKITAR

              Klenteng Hok An Kiong di Surabaya memiliki kontribusi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Salah satu kontribusinya ialah sebagai tempat ibadah bagi umat Tri Dharma (Agama Tao, Konghucu, dan Buddha). Klenteng ini juga menjadi simbol keberagaman agama dan budaya Tionghoa di Surabaya, serta menjadi tempat untuk mempersembahkan pujaan kepada Dewi Mahcoh Po dan Dewa Kwan Kong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun