Buddha Gautama dan Mie Lek Hud mewakili ajaran-ajaran Buddha yang juga menjadi bagian integral dari kepercayaan di klenteng ini. Hua Kong dan Hua Mu adalah dewa-dewa pelindung yang berperan dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan umat, sementara Cap Pek Lo Han adalah sekelompok 108 arhat atau biksu suci yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual luar biasa.
ARSITEKTUR DAN BANGUNANÂ
Secara arsitektur dan bangunan di Klenteng Hok An Kiong hampir sebagian besar sama seperti klenteng-klenteng pada umumnya. Bangunan Klenteng Hok An Kiong menghadap ke selatan mengikuti pakem arsitektur Tiongkok, hal tersebut dimaksudkan agar dapat menerima aliran udara yang positif (Chi) yang datang dari arah khatulistiwa (selatan).Â
Bangunan utama dilindungi oleh dinding pelingkup yang berfungsi untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, antara sesama manusia, dan antara manusia dengan lingkungannya. Keberadaan dinding pelingkup sebagai pembatas membantu memperjelas posisi unit keluarga sebagai mikrokosmos.
Klenteng Hok An Kiong tidak memiliki gerbang utama sebagai penanda saat sudah memasuki lokasi, tetapi pagar yang ada berupa pagar besi serupa dengan biasanya digunakan di rumah-rumah. Dari susunan bangunan yang ada, terlihat bahwa hampir semua bangunan menggunakan tatanan yang simetris. Mulai dari penataan ruang hingga penataan altar leluhur, serta susunan lukisan dan patung yang ditempelkan di dinding.
Begitu kami masuk ke dalam klenteng, sangat terlihat bahwa hampir seluruh bangunan didominasi oleh warna merah dan emas yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa mempunyai makna keberuntungan, kekayaan, dan kemakmuran. Di depan pintu masuk ruang utama, langsung dihadapkan dengan tempat sembahyang (altar utama) dengan patung Dewi Ma Co Poh yang merupakan dewi yang dihormati di Klenteng Hok An Kiong.Â
Di dinding sebelah kanan dan kiri altar utama terdapat semacam lukisan. Menurut penjelasan dari pengurus klenteng, lukisan tersebut menceritakan tentang kisah-kisah dari para penguasa yang melakukan ekspansi untuk memperluas daerah kekuasaannya. Di samping kanan altar utama terdapat lorong untuk menuju ke altar kedua.Â
Sama seperti altar utama, altar kedua juga terdapat tempat sembahyang dengan salah satu patung di dalamnya. Terdapat juga ukiran-ukiran berbentuk hewan mitologi, selain itu di sebelah kiri bangunan utama klenteng terdapat sekitar 2-3 bilik kecil yang dikhususkan sebagai tempat suci.Â