Mohon tunggu...
Astri Afifah Hamid
Astri Afifah Hamid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi program studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, yang menyukai binatang kecil berbulu a.k.a kucing 🐈

“Man Jadda WaJada”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Virus Corona Memunculkan Sikap Toleransi dan Sabar

27 Maret 2020   00:51 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:10 4278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konflik adalah suatu pertentangan atau perbedaan pendapat dari satu orang ke orang lainnya bisa juga antar kelompok satu dengan kelompok lainya. Menurut Wikipedia konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. 

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. 

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. 

Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Di Indonesia telah banyak terjadi konflik. tercatat sudah ada beberapa konflik besar yang terjadi di Indonesia. Dan hampir semua penyebab konflik ini terjadi karena keberagaman di Indonesia. 

Indonesia terkenal dengan banyaknya keberagaman budaya di dalam satu Negara. Kebudayaan yang beragam memunculkan perbedaan di Indonesia. Jika tak dapat melihat perbedaan dalam pandangan terbuka maka konflik akan terjadi. 

Seperti dilansir dalam kompas.com (06/02/2020), Indonesia merupakan Negara beragama. Indonesia memiliki suku bangsa, adat istiadat, budaya dan ras yang berbeda-beda tersebar di wilayah Indonesia. 

Namun keberagaman tersebut terus dilakukan diuji dengan munculnya berbagai konflik yang terjadi diberbagai daerah. Konflik-konflik menimbulkan korban jiwa, luka-luka dan harus mengungsi.

Konflik-konflik yang pernah terjadi di Indonesia antara lain konflik Ambon berlangsung pada 1999 hingga 2003. Konflik sampit di Kalimantan Tengah tahun 2001, tragedi trisakti tahun 1998, konflik lampung tahun 2012, konflik penistaan agama 212 tahun 2017 dan masih banyak konflik lainnya. 

Dan dari konflik di atas hampir semua memakan korban jiwa sebagai contoh konflik Ambon tercatat lima ribu warga meninggal ratusan rumah dan tempat ibadah di bakar dan ribuan orang terpaksa harus mengungsi di tempat tempat yang aman seperti kantor kosong, dan tempat ibadah yang tersisa untuk bersembunyi dan menghindari kematian.

Konflik yang terjadi di ambon berlangsung hampir lima tahun lamanya, yang semula kondisi aman, damai dan tentram menjadi mencekam karena cek cok yang terjadi antara dua orang yang berbeda agama dan berbeda pendapat.

Sehingga merimbas kepada semua pemeluk agama tersebut dan terjadi pemisahan wilayah sesuai dengan keyakinan masing masing. Tetapi dengan adanya konflik ini tetap saja ada beberapa masyarakat yang walaupun berbeda keyakinan tetapi tetap menyanyangi satu sama lain karena telah menganggap mereka seperti keluarganya sendiri. mereka tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada di antara mereka.

Allah SWT telah menjelaskan dalam firmannya pentingnya umat manusia menghargai satu sama lain karena Allah memang menciptakan manusia bersuku-suku dan golongan-golongan agar  dianjurkan untuk menjaga keselamatan sesama manusia, saling mengasihi dan menghargai, dan karena pertikaian dan permusuhan dilarang dalam Islam. 

Maka itu Allah mewajibkan manusia untuk toleransi terhadap semua berbedaan karena Allah tidak memandang jenis dirimu tetapi keimanan dirimu, yang ada sesuai dengan firman Allah Qs. Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi :

قلت الاعراب آمنّا, قل لّم تؤ منوا و لكن قولوا اسلمنا ولمّا يدخل الإيمان في قلوبكم, وان تطيعوا الله ورسوله لا يلتكم من اعمالكم شيأً, إنّ ألله غفور رّحيم.

Artinya : “Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan kemudian kami jadikan kamu berbang-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenali. Sungguh, yang paling mulia itu di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa, Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.”

Dari Ayat di atas maka dapat di pahami bahwa Allah menjelaskan orang yang paling mulia di antara mereka adalah orang yang paling takwa, yakni mereka yang paling banyak ketaatannya kepada Allah dan meninggalkan maksiat, bukan dari parasnya yang indah, bukan dari tingginya pendidikan, bukan dari suku yang dia miliki, bukan yang paling banyak kerabat dan kaumnya dan bukan yang paling mulia nasabnya. 

Oleh karena itu, janganlah saling berbangga karena tingginya nasab, karena yang dapat dibanggakan adalah ketakwaan. Hanya Allah yang mengetahui siapa di antara mereka yang melaksanakan ketakwaan kepada Allah baik zahir maupun batin dengan orang yang hanya di zahir (luar) saja bertakwa kepada Allah, sehingga Dia membalas perbuatannya dengan balasan yang pantas. 

Maka dari itu dapat dipahami semua manusia sama di mata Allah yang membedakan hanyalah kadar iman masing-masing individu. Jadi penting sekali bagi kita untuk berbuat baik dengan memiliki sikap toleransi.

Sikap toleransi akan menghasilkan kerukunan di dalam suatu masyarakat. Dan dengan toleransi kita akan memiliki pikiran yang lebih terbuka sehingga bisa meminimalisir konflik-konflik yang bisa saja terjadi di kemudian hari. 

Sebagai contoh yang sedang heboh di dunia sekarang yaitu wabah penyakit Covid-19 atau yang lebih sering di kenal dengan coronavirus. coronavirus menyebabkan pilek dengan gejala utama seperti demam dan sakit tenggorokan akibat pembengkakan adenoid, coronavirus dapat menyebabkan pneumonia dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Dan virus ini bisa menyerang segala jenis usia mulai dari bayi sampai lanjut usia tanpa terkecuali.

Dengan adanya virus corona ini semua masyarakat turun tangan untuk membantu semua yang sedang terkena wabah tanpa melihat perbedaan yang ada. Mereka semua bekerja sama menggalang dana untuk bisa menyumbang beberapa kebutuhan seperti, makanan, minuman, masker, dan alat kesehatan lainnya. 

Disinilah sikap toleransi sangat di perlukan untuk sama sama menjaga kerukunan bangsa. Dan yang harus di garis bawahi adalah belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi coronavirus ini. 

Tetapi menurut kabar yang beredar di China telah ditemukan obat vaksin untuk virus ini. Kita hanya harus terus berdoa dan sabar dengan maraknya wabah ini.

Di dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan pentingnya kita bersabar jika kita menerima cobaan karena sesunguhnya lewat sabar Allah yang akan menolong dan melindungi kita. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa kita di anjurkan meminta pertolongan hanya kepada Allah dengan sabar dan shalat. Allah SWT memerintahkan kaum mukmin untuk menghadapi urusan mereka baik terkait dengan agama maupun dunia dengan sabar dan shalat. 

Sabar artinya menahan diri terhadap hal-hal yang tidak disukai. Sabar terbagi menjadi tiga bagian: Pertama, sabar dalam menjalankan perintah Allah. Kedua, sabar dalam menjauhi larangan Allah, dan ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dengan tidak keluh kesah. Sabar berdasarkan ayat ini merupakan pertolongan yang paling besar dalam menghadapi segala perkara.

Jadi dengan munculnya virus corona ini akan terlihat apakah di dalam suatu masyarakat memiliki sikap toleransi atau tidak, dan terbukti bahwa kerjasama antar masyarakat adalah bentuk dari sikap toleransi tanpa memandang status sosial dan keyakinan masing-masing individu. 

Dan dengan adanya virus corona ini bisa membuat setiap manusia lebih bersabar atas adanya musibah yang Allah berikan. Karena Allah tidak akan membebani hambanya melebihi batas kemampuannya. 

Kita hanya perlu berdoa meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah dan selalu ikhtiyar dalam usaha kita menjaga kesehatan diri. Selebihnya serahkan semuanya hanya kepada Allah karena Allah yang akan mengatur segala kehidupan yang ada di bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun