"Aku tepati janji ke kamu Gia, aku tetap nikahi kamu"
"Maksudnya? Lo selingkuh sama Nara terus sekarang lo bilang mau tepati janji ke gue? Makin sakit tau nggak lo! Percuma, kita nggak bakalan bisa akur. Kesalahan lo ini udah fatal. Seharusnya lo bertanggung jawab ke Nara."
"Gue nggak tau harus ngomong apa sama keluarga, Bude gue dari Padang udah pesan tiket buat ke rumah, demi liat lo. Saudara, temen gue, malu Ndo. Berantakan semuanya hhuhhu"
"Gi.."
"Inilah akibat lo menyepelekan batasan. Udah gue bilang dari kemarin, lo nggak percaya"
Telepon itu langsung mati, bersamaan dengan foto profil Gia yang hilang.Â
Jlep. Aku lemas, terduduk di halaman belakang posko. Nggak percaya aku sehina ini dimatanya. Aku telah menyakiti seseorang yang sangat tulus. Dan hubungan empat tahun kami, berakhir dengan  sangat menyedihkan. Aku kehilangan Gia selamanya.
"Maafin aku Gia." Malam itu adalah malam terburuk yang membuat seluruh sendi -sendi badanku lemas. Aku harap ini cuma mimpi. Aku tertidur di sofa.Â
                ***
"Nar gue butuh waktu sendiri dulu." Â Ucapku setelah mengantarnya pulang dari KKN.Â
"Gue paham, kapanpun lo datang gue terima kok" Ucapnya. Kulaju motorku sambil memandang lurus lekuk langit siang hari. Cerahnya ternyata tak mampu mencerahkan batinku yang penuh beban.Â
"Trt..trtt trtt"
Sebuah notif Twitter dari Giana Winona.